Psikolog sebut rehat dari ‘kebanjiran’ informasi itu wajar

2 weeks ago 8

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi., Psikolog mengatakan merasa lelah dan ingin rehat sejenak dari derasnya arus informasi yang ramai di media sosial merupakan hal yang wajar dilakukan untuk menghindari dampak psikologis.

“Sebetulnya untuk merasa lelah dengan banyaknya kebanjiran informasi itu sesuatu yang menurut saya lumrah,” kata psikolog yang disapa Romi ini kepada ANTARA, Kamis.

Romi mengatakan terlalu banyak menerima informasi dari media baik televisi maupun konten media sosial bisa memberikan dampak secara psikologis, terlebih jika informasi yang didapat banyak yang kurang menyenangkan.

Maka itu, keputusan untuk rehat tidak mendengar, melihat atau membaca informasi yang berkaitan dengan kerusuhan atau kekerasan yang terjadi belakangan ini di media nasional menjadi keputusan yang wajar.

“Itu juga akan membantu agar kita tidak kebanjiran informasi yang belum tentu semuanya benar, kadang-kadang ada yang hoax,” katanya.

Baca juga: Agar tak kewalahan di deras arus informasi

Ia juga mengatakan tidak perlu merasa bersalah ketika ingin berhenti sejenak untuk tidak mendengar atau melihat berita kejadian kurang menyenangkan yang terjadi belakangan ini.

Romi menyebut dengan rehat sejenak bukan berarti tidak peka atau tidak mau berkontribusi pada apa yang sedang diperjuangkan masyarakat, namun untuk memberi waktu pada pikiran mencerna dan mencoba berpikir lebih kritis atas informasi yang sudah banyak diserap.

“Memberhentikan informasi yang masuk ke diri kita bukan berarti kita kemudian tidak peka, tidak empati, tidak care kepada orang lain, tetapi kita sebetulnya sedang mencoba untuk lebih bisa berpikir kritis dan berpikir secara jernih,” kata dosen di UI tersebut.

Romi juga mengingatkan agar generasi muda tidak mudah terprovokasi di media sosial dengan menyajikan konten yang tidak nyata atau hanya dari satu persepsi saja.

Ia juga mengatakan perlunya manusia untuk bisa berpikir kritis atas informasi yang didapat agar bisa memilih dan memilah mana berita atau figur yang bisa dijadikan contoh dan mana saja yang tidak perlu terlalu dipikirkan lebih lanjut.

Baca juga: Demi kesehatan mental, sebaiknya perlu pilah informasi di media sosial

Baca juga: Saran psikolog jika tuntutan pekerjaan timbulkan stres

Baca juga: Caca Tengker jelaskan tanda dan dampak "high functioning anxiety"

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |