Mataram (ANTARA) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyasar ribuan siswa tingkat SD, SMP, dan SMA yang ada di Kecamatan Selaparang.
Kegiatan perdana pelaksanaan program MBG di Kota Mataram tersebut dipantau langsung Komandan Kodim (Dandim) 1606/Mataram Kolonel Arm Muhammad Saifudin Khoiruzzamani, Pasiter Kodim 1606/Mataram Kapten Inf Jamuhur, Kepala BBPOM Mataram Yosef Dwi Irwan, serta jajaran terkait lainnya di Mataram, Senin.
Komandan Kodim 1606/Mataram Kolonel Arm Muhammad Saifudin Khoiruzzamani mengatakan, sejauh ini pelaksanaan kegiatan program MGB di Mataram berjalan lancar.
"Mulai hari ini, para siswa setiap hari akan mendapat makan siang gratis sebagai komitmen pemerintah untuk mencukupi gizi, dan mencerdaskan anak bangsa," katanya.
Berdasarkan data, jumlah siswa yang dilayani khusus untuk tahap pertama di Kecamatan Selaparang Kota Mataram sebanyak 3.115 siswa.
Ribuan siswa itu tersebar pada SD/MI sebanyak 481 siswa yakni di SD 3 Mataram 237 siswa, dan SD 29 Mataram sebanyak 244 siswa.
Sementara untuk tingkat SMP/MTS sebanyak 1.657 siswa, yakni di MTSN 2 Mataram menyasar 830 siswa dan SMPN 8 Mataram menyasar 827 siswa. Terakhir tingkat SMA tercatat 977 siswa yang difokuskan pada SMKN 1 Mataram.
"Meskipun kegiatan hari ini berjalan lancar, namun program ini akan terus kami evaluasi," katanya.
Menyinggung tentang masukan dari para siswa yang meminta agar ke depan menu yang sudah sempurna itu ditambahkan sambal, Dandim mengatakan, hal itu menjadi bagian yang akan dievaluasi.
Akan tetapi, perlu diketahui menu yang disajikan hari ini dan selanjutnya sudah sesuai yang ditetapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan ada tim ahli dari BPOM, yang menyatakan makanan tersebut aman dikonsumsi.
"Kalau ada sambal belum tentu semua siswa cocok," katanya.
Sedangkan terkait kelebihan makanan yang didistribusikan ke sekolah karena adanya siswa yang tidak masuk, menurutnya, sesuai aturan dibolehkan untuk dikonsumsi pihak sekolah baik itu guru, administrasi, penjaga sekolah, maupun lainnya.
Intinya MBG yang sudah didistribusikan tidak dikembalikan, sebab dari penjelasan BPOM menyebutkan jika MBG dikonsumsi pada hari berikutnya bisa berbahaya untuk kesehatan.
"Kalau distribusi kami kurangi karena ada anak tidak masuk dan lainnya, kami khawatir keliru. Jadi untuk pemanfaatan MBG yang sudah didistribusikan sepenuhnya diserahkan ke sekolah," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025