Kemendukbangga asah produktivitas lansia dukung ekonomi lewat Sidaya

5 hours ago 7
Mereka ini perlu diinisiasi, diberikan inspirasi supaya ada kegiatan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengasah potensi lanjut usia (lansia) agar tetap produktif mendukung perekonomian bangsa lewat berbagai program, salah satunya yakni Lansia Berdaya atau Sidaya.

"Kita punya tiga program untuk lansia, satu, namanya Lansia Berdaya yang mengedepankan lansia entrepreneur (wirausaha), ada potensi yang barangkali masih bisa diusahakan para lansia, ada kegiatan-kegiatan yang bisa memunculkan kreativitas untuk menopang ekonomi," kata Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Program kedua, lanjut dia, yakni Sekolah Lansia, yang memberikan aktivitas Standar 1-3 (S1, S2, S3).

Sekolah tersebut bukan berbentuk formal, melainkan sebuah komunitas atau perkumpulan bagi para lansia yang berisi kegiatan-kegiatan produktif, mulai dari pengajian, bernyanyi untuk mencegah para lansia kesepian sekaligus mengasah keterampilan-keterampilan mereka sehingga dapat berkontribusi positif untuk lingkungan dan masyarakat.

Baca juga: Menu makanan sehat untuk lansia agar tetap bugar dan bahagia

Baca juga: Jaktim perkuat peran posyandu lansia dengan mendirikan sekolah pintar

Sementara program ketiga, menurut Wihaji yakni pemerintah tengah mengupayakan terdapat produk kartu lansia untuk penduduk yang berusia 60 tahun ke atas, agar mereka bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu, misalnya diskon-diskon atau kemudahan akses transportasi.

"Yang ketiga ini masih kita diskusikan dan rumuskan, tentu kita akan berdiskusi dengan kementerian terkait, khususnya Kementerian Sosial karena untuk tindak lanjut dan penanganannya itu ada di mereka, kita tugasnya mencegah dan mengubah perilaku, karena yang kita urus lansia, kita upayakan melalui kebijakan-kebijakan," ucapnya.

Wihaji mengukuhkan pengurus Perkumpulan Juang Kencana (Juken) periode 2024-2028, yakni perkumpulan yang berisi para lansia atau pensiunan dari Kemendukbangga/BKKBN pada Kamis (24/4).

Kepengurusan baru tersebut disahkan untuk merespons fenomena struktur penduduk menua atau aging population, di mana berdasarkan data BPS, saat ini 11,7 persen penduduk Indonesia merupakan lansia.

“Yang terpenting itu bagaimana agar 11,7 persen itu dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya, katanya.

Baca juga: Sekolah Lansia solusi peningkatan lansia jadi kepala rumah tangga

Baca juga: Pemkab Cirebon ajak ASN jadi orang tua asuh lansia

Ia menjelaskan, dari total penduduk sebanyak 284 juta, 11,7 persen adalah lansia, sementara di antara lansia masih terdapat potensi generasi produktif untuk menyambut bonus demografi, yakni mereka yang berada di usia 60 hingga 65 tahun.

"Mereka ini perlu diinisiasi, diberikan inspirasi supaya ada kegiatan," ujar dia.

Indonesia saat ini tengah memasuki struktur penduduk menua, yang ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk lansia. Di tahun 2021, sebanyak 10,82 persen penduduk masuk ke kategori lansia, dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 11,75 persen, serta akan menjadi 20,3 persen di 2045 (proyeksi Badan Pusat Statistik tahun 2023).

Berdasarkan studi tahun 2024 yang mengacu pada skrining lansia sederhana (siklas) Kementerian Kesehatan, prevelansi depresi lansia mencapai 64,4 persen, yang tentu akan berdampak pada kesepian dan kesehatan mental lansia.

Program-program seperti Sidaya, Sekolah Lansia, Bina Keluarga Lansia (BKL) hingga Kartu Lansia diharapkan dapat mencegah penduduk menua yang mengalami gangguan mental, sehingga dapat lebih berkontribusi pada bangsa untuk menyambut bonus demografi.

Baca juga: Pemkab Karawang luncurkan Program Nyaah Ka Kolot bantu ratusan lansia

Baca juga: Peran keluarga tingkatkan kebahagiaan lansia saat Lebaran

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |