Jakarta (ANTARA) - Program kemitraan pemerintah Indonesia dan Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI) berhasil membangun rangkaian proyek energi bersih dengan total nilai mencapai 3,29 miliar Poundsterling Inggris atau sekitar Rp72,7 triliun sejak diinisiasi pada 2020.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Matthew Downing dalam acara "MENTARI Day" di Jakarta, Kamis, yang turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Dadan Kusdiana.
“Pekerjaan Perantara MENTARI memiliki peran krusial dalam membuka investasi dan mempercepat peluncuran energi terbarukan di seluruh Indonesia. Beberapa hal yang dapat dibagikan adalah, sejak program ini dimulai, kami telah membantu pipeline proyek energi bersih senilai lebih dari 3,29 miliar Poundsterling Inggris,” kata Downing.
Rangkaian proyek senilai Rp72,7 triliun tersebut digunakan untuk membuat elektrifikasi pedesaan dan wilayah di luar jaringan, integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik, merintis solusi energi alternatif, pengarusutamaan gender dan inklusi, serta penerimaan dana penutupan kesenjangan kelayakan atau Viability Gap Fund (VGF).
Downing juga menyampaikan bahwa proyek MENTARI juga berhasil memobilisasi potensi investasi sekitar lebih dari 900 juta Poundsterling Inggris atau sekitar Rp19,9 triliun.
“Ini merupakan sinyal yang sangat jelas atas meningkatnya kepercayaan para investor terhadap masa depan energi terbarukan di Indonesia,” ucap Downing.
Pencapaian lainnya dari program yang dimulai saat pandemi COVID-19 tersebut adalah membuka pendanaan dengan total investasi sekitar Rp210 miliar untuk tiga pembangkit listrik tenaga air baru yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Sumatera Barat.
MENTARI juga turut membangun jaringan listrik mini bertenaga surya berkapasitas total 95 kWp di Desa Mata Redi dan Mata Woga di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, yang kini memberikan akses listrik bagi 238 rumah tangga dan fasilitas umum, serta 16 usaha mikro dan kecil yang sebelumnya tidak memiliki akses listrik.
Berangkat dari keberhasilan fase pertama, Downing mengungkap bahwa fase lanjutan dari program MENTARI saat ini sedang dirancang di dalam kerangka Kemitraan Strategis Inggris-Indonesia yang lebih luas.
“Kami saat ini sedang merancang program lanjutan, yaitu MENTARI 2. Program baru ini akan selaras dengan kemitraan strategis Inggris-Indonesia yang akan datang, dan akan semakin memperdalam kerja sama kami dengan ESDM serta seluruh mitra lainnya,” katanya.
Senada, Sekretaris Jenderal ESDM Dadan Kusdiana menuturkan bahwa pemerintah Indonesia akan berupaya agar proyek pada MENTARI 2 akan lebih ekonomis dari segi pendanaan, namun akan membawa dampak yang lebih besar, sembari memastikan keberlanjutan dari proyek yang sudah berjalan pada MENTARI 1.
“Kami di Kementerian ESDM Insya Allah nanti kita akan manfaatkan apa yang menjadi hasil dari MENTARI ini. kita sedang melakukan penyiapan untuk percepatan listrik pedesaan, dan utamanya di wilayah timur,” kata Dadan.
Adapun MENTARI bertujuan untuk memberikan dukungan untuk mengembangkan kebijakan, mendukung proyek-proyek dan investasi energí terbarukan dengan praktik inklusif untuk mewujudkan transisi energí yang adil di Indonesia.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.