Profil istri mantan PM Nepal yang tewas terbakar hidup-hidup

1 week ago 4

Jakarta (ANTARA) - Rajyalaxmi Chitrakar, istri dari mantan Perdana Menteri Nepal Jhalanath Khanal, menjadi korban tragis dalam gelombang protes besar yang mengguncang Nepal pada September 2025. Protes ini dipicu oleh ketegangan politik yang meningkat di ibu kota, Kathmandu, dan melibatkan ribuan pengunjuk rasa yang menuntut perubahan kebijakan pemerintah.

Tragedi menimpa Rajyalaxmi ketika rumahnya di kawasan Dallu, Kathmandu, diserang dan dibakar oleh massa demonstran pada 9 September 2025. Insiden ini menimbulkan keprihatinan luas, tidak hanya di kalangan masyarakat Nepal, tetapi juga di tingkat internasional, terkait keselamatan keluarga pejabat publik di tengah gejolak politik.

Profil Rajyalaxmi Chitrakar

Rajyalaxmi Chitrakar dikenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan sosial dan budaya di Nepal. Ia kerap terlibat dalam berbagai program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mulai dari kegiatan pendidikan hingga pelestarian budaya lokal.

Sebagai istri dari Jhalanath Khanal, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Nepal pada tahun 2011, Rajyalaxmi sering menghadiri berbagai acara kemasyarakatan. Kepribadiannya yang ramah dan kepeduliannya terhadap masyarakat membuatnya dihormati di kalangan komunitas lokal.

Jhalanath Khanal sendiri merupakan politisi senior dari Partai Komunis Nepal (Unified Marxist–Leninist) dan pernah memimpin negara tersebut selama enam bulan. Kehadiran Rajyalaxmi di sampingnya tidak hanya memperkuat citra publik Khanal, tetapi juga menonjolkan peran pentingnya dalam kegiatan sosial dan politik Nepal.

Baca juga: Korban tewas akibat protes kekerasan di Nepal melonjak menjadi 31

Insiden pembakaran rumah

Pada 9 September 2025, saat gelombang protes besar berlangsung di Kathmandu, rumah Rajyalaxmi Chitrakar di kawasan Dallu menjadi sasaran amukan massa. Menurut laporan, para demonstran memaksa Chitrakar masuk ke dalam rumah sebelum membakarnya. Ia berhasil diselamatkan dan dilarikan ke Rumah Sakit Kirtipur Burn dalam kondisi kritis, namun akhirnya meninggal dunia akibat luka bakar yang dideritanya.

Latar belakang protes

Protes yang terjadi di Nepal dipicu oleh kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube. Langkah ini memicu kemarahan, terutama di kalangan generasi muda yang merasa hak mereka untuk berekspresi dibatasi. Selain itu, ketidakpuasan terhadap praktik korupsi dan kondisi ekonomi yang memburuk turut memperburuk situasi.

Demonstrasi yang awalnya damai berubah menjadi kekerasan, dengan massa menyerang rumah-rumah pejabat, termasuk mantan Perdana Menteri dan mantan Presiden. Gedung parlemen dan kantor pemerintah lainnya juga dibakar. Perdana Menteri mengundurkan diri pada 9 September 2025 di tengah eskalasi kekerasan yang melanda negara tersebut.

Tragedi ini menambah daftar panjang korban dalam protes yang menuntut perubahan sistemik di Nepal. Negara-negara tetangga mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk berhati-hati dan menghindari perjalanan ke Nepal akibat meningkatnya kekerasan dan gangguan transportasi, termasuk penutupan bandara internasional di Kathmandu.

Kematian Rajyalaxmi Chitrakar menjadi simbol dari ketegangan politik dan sosial yang melanda Nepal. Kehilangan ini menggugah kesadaran akan pentingnya dialog dan reformasi untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Baca juga: Komisi I DPR minta WNI segera dievakuasi dari Nepal imbas kerusuhan

Baca juga: Kedubes China di Nepal aktifkan tanggap darurat pasca gejolak politik

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |