Profesor ITS kembangkan biofuel dari campuran biomassa dan plastik

1 day ago 3
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan sekaligus energi

Surabaya (ANTARA) - Guru Besar ke-212 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Hendro Juwono MSi berhasil mengembangkan inovasi pemanfaatan limbah plastik dan biomassa menjadi bahan bakar alternatif atau biofuel.

"Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan sekaligus energi," kata Prof Hendro di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

Hendro, yang merupakan Profesor dari Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS, menjelaskan bahwa plastik sebagai polimer sintetis sulit terdegradasi di alam. Sementara itu plastik memiliki kesamaan senyawa dengan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan gas.

Baca juga: ITS kukuhkan tujuh guru besar baru

Dalam penelitiannya Prof Hendro menggunakan metode pirolisis terhadap plastik tertentu yang mudah terdegradasi.

"Hasil pengujian menunjukkan angka Research Octane Number (RON) bahan bakar yang dihasilkan mencapai 98 hingga 102, lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar yang beredar di pasaran," ujarnya.

Meski demikian, lanjut dia, proses pirolisis plastik murni memerlukan suhu tinggi hingga 400 derajat Celsius, yang membutuhkan daya listrik besar.

Untuk mengatasi tantangan tersebut Prof Hendro mencampurkan limbah plastik dengan biomassa, seperti minyak nyamplung, Crude Palm Oil (CPO), dan Waste Cooking Oil (WCO).

Baca juga: Bahlil: Indonesia mulai kembangkan bioavtur

Dengan campuran ini, kata dia, suhu pirolisis dapat diturunkan menjadi 300 derajat Celsius, sehingga lebih hemat energi dan biaya.

Melalui penelitian ini Prof Hendro menegaskan bahwa risetnya turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 7 tentang energi bersih dan terjangkau serta poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

“Penelitian ini membutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup panjang. Namun saya berharap hasilnya dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan energi,” ujarnya.

Baca juga: Awal perjalanan jelantah menjadi bahan bakar pesawat

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |