Meulaboh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mencatat produksi minyak atsiri atau minyak esensial oleh pekebun di sana kini 22,82 ton per tahun sehingga mampu membantu perekonomian masyarakat setempat.
“Alhamdulillah, dengan produksi minyak atsiri mencapai 22,82 ton per tahun, telah mampu membantu petani dalam memenuhi kebutuhan pendapatan keluarga, dan mampu mendukung ekonomi masyarakat,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Darmawan kepada ANTARA Jumat.
Minyak atsiri atau minyak esensial merupakan senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses penyulingan. Bagian tumbuhan yang diekstrak dapat berupa kelopak bunga, daun, kulit kayu, biji, hingga akar.
Menurutnya, luas tanaman Nilam Aceh untuk memproduksi minyak atsiri di Kabupaten Aceh Barat saat ini tercatat seluas 279 hektare, dengan luas lahan yang sudah menghasilkan produksi minyak atsiri seluas 117 hektare.
“Sedangkan luas tanaman belum menghasilkan di Kabupaten Aceh Barat mencapai sekitar 162 hektare,” kata Darmawan menambahkan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga mencatat jumlah produksi minyak atsiri atau dikenal juga dengan minyak Nilam Aceh oleh masyarakat di daerah tersebut saat ini mencapai 195 kilogram per hektare.
Ada pun tanaman nilam yang saat ini sudah mulai panen di Kabupaten Aceh Barat, yakni di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan dengan lahan seluas 1 Ha, Desa Pungki Kecamatan Kaway Kaway XVI seluas 3 Ha, Desa Pulo Tengoh, Kecamatan Meureubo seluas 2 Ha.
Kemudian di Desa Tegal Sari, Kecamatan Pante Ceuremen seluas 2 Ha, Desa Kubu dan Desa Peuribu Kecamatan Arongan Lambalek luas lahan yang sudah dipanen seluas 3 Ha, Desa Paya Baro, Kecamatan Woyla Timur sebanyak 2 Ha.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat hingga saat ini terus berupaya melakukan pembinaan kepada masyarakat, agar produksi minyak Atsiri semakin lebih baik dan meningkat.
Mengingat komoditas tersebut saat ini sebagian besar dijual ke luar daerah dan juga ekspor ke luar negeri, sebagai salah satu bahan baku parfum maupun kosmetik, demikian Darmawan.
Baca juga: Sabang mulai budidayakan tanaman nilam untuk dorong perekonomian petani
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025