Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto mengingatkan bahwa pertahanan merupakan jaminan atas kemerdekaan dan kesejahteraan suatu bangsa sehingga negara harus berinvestasi memperkuat pertahanannya untuk menjaga kedaulatan.
“Sejarah kita sendiri telah mengajarkan kepada kita bahwa ratusan tahun, negara kita diduduki bangsa-bangsa lain, diduduki, dan rakyat kita, masyarakat kita, budaya kita, politik kita dihancurkan, dan kita menjadi milik bangsa lain, kekayaan kita diambil,” kata Presiden Prabowo saat berpidato dalam acara pembukaan Indo Defence Expo & Forum di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, investasi pada sektor pertahanan pun menjadi keniscayaan.
“Sejarah manusia mengajarkan bahwa suatu bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri, biasanya kedaulatannya dirampas, biasanya kemerdekaannya dirampas, biasanya bangsa itu menjadi bangsa budak. Ini adalah ajaran sejarah,” ujar Presiden.
Presiden Prabowo, dalam kesempatan yang sama, pun menegaskan Indonesia bertekad membangun sektor pertahanannya.
“Postur anggaran pertahanan kami ditujukan untuk membentuk pertahanan wilayah yang kuat. Kami tahu kami tidak sekuat negara-negara adidaya dunia, dan oleh karena itu, Pemerintah Indonesia, dan kebijakan pemerintah saya adalah non-blok, netral,” kata Presiden Prabowo.
Presiden memberikan sambutan saat upacara pembukaan Indo Defence sekaligus secara resmi membuka pameran pertahanan tahunan di Indonesia tersebut.
Upacara pembukaan Indo Defence hari ini dihadiri oleh pejabat militer dan pertahanan dari negara-negara sahabat, di antaranya dari Vietnam, Kamboja, Papua Nugini, Italia, Timor Leste, Turki, Sri Lanka, dan Iran.
Kemudian, ada pula Wakil Presiden Ke-6 Try Sutrisno, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Tedi Rizalihadi.
Sementara itu, menteri-menteri Kabinet Merah Putih yang menghadiri upacara pembukaan Indo Defence, antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Di lokasi acara pembukaan, ada juga Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Dalam rangkaian acara pembukaan, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memberi laporan kepada Presiden mengenai pelaksanaan Indo Defence.
“(Indo Defence) dilaksanakan mulai tanggal 11 Juni sampai dengan 14 Juni 2025, dan diikuti 1.180 peserta dengan konfirmasi 42 negara sahabat melalui 659 perusahaan asing, dan 521 produsen di dalam negeri,” kata Sjafrie.
Usai meresmikan acara, Presiden Prabowo lanjut meninjau pameran, dan menyaksikan beberapa MoU yang diteken antarpemerintah, baik antara Indonesia dengan Turki, maupun antara industri pertahanan pelat merah (BUMN) dengan pemerintah daerah atau dengan badan usaha milik swasta (BUMS).
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025