Prancis dan Arab Saudi akan gelar konferensi solusi dua negara

5 hours ago 3

Istanbul (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pada Senin (7/4) bahwa Prancis dan Arab Saudi akan menjadi tuan rumah bersama dalam sebuah konferensi internasional guna mendorong terwujudnya solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina, dalam beberapa bulan mendatang.

“Kami akan bertindak dengan mengarah pada penyelenggaraan konferensi internasional untuk solusi dua negara, yang akan diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi,” ujar Macron dalam konferensi pers bersama Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Macron menyampaikan bahwa inisiatif ini akan dipersiapkan melalui koordinasi erat dengan mitra-mitra regional, termasuk Kairo.

Ia menekankan pentingnya solusi politik demi menjaga stabilitas jangka panjang di kawasan.

“Tapi kami sangat meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk memastikan stabilitas dan keamanan di Gaza dan seluruh kawasan adalah melalui solusi politik, dan dengan semangat itulah kami akan bertindak,” tegasnya.

Menanggapi krisis kemanusiaan di Gaza, Macron menyatakan: “Kami mengecam dimulainya kembali serangan udara Israel ke Gaza, yang merupakan kemunduran tragis bagi penduduk sipil, para sandera, keluarga mereka, dan seluruh kawasan. Kami menyerukan segera dikembalikannya gencatan senjata serta pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza.”

“Kami menolak dengan tegas pemindahan paksa penduduk maupun aneksasi wilayah Gaza dan Tepi Barat,” tambahnya.

“Itu merupakan pelanggaran hukum internasional dan ancaman serius bagi keamanan seluruh kawasan, termasuk Israel,” ujarnya lebih lanjut.

Macron juga menyuarakan dukungan untuk upaya rekonstruksi Gaza.

“Saya kembali menyatakan dukungan atas rencana rekonstruksi Gaza yang disahkan oleh Liga Arab pada 4 Maret, dan saya menyampaikan apresiasi atas peran penting Mesir dalam rencana ini, yang memberikan jalan realistis untuk membangun kembali Gaza dan harus membuka jalan menuju tata kelola Palestina yang baru di wilayah tersebut di bawah kepemimpinan Otoritas Palestina,” tegasnya.

Macron tiba di Kairo pada Minggu dalam kunjungan tiga hari ke Mesir guna membahas hubungan bilateral dan perkembangan kawasan bersama para pejabat Mesir.

Kunjungannya dimulai dengan tur ke Museum Agung Mesir di Kairo bagian barat dan menelusuri jalan-jalan bersejarah, termasuk pasar tradisional Khan el-Khalili.

Sebuah pertemuan tingkat tinggi trilateral dijadwalkan berlangsung pada Senin antara Sisi, Macron, dan Raja Yordania Abdullah II untuk membahas situasi di Gaza.

Pertemuan ini digelar di tengah meningkatnya serangan militer Israel ke wilayah Palestina tersebut, di mana lebih dari 1.300 orang tewas dan 3.400 lainnya terluka akibat serangan udara sejak 18 Maret, meski telah tercapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Sejak agresi brutal Israel dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 50.700 warga Palestina telah tewas di Jalur Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Arab Saudi Mesir Yordania dan UEA bahas dukungan Arab untuk Palestina

Baca juga: Pakar: Arab Saudi dapat pengaruhi Trump soal Gaza

Penerjemah: Primayanti
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |