Ngawi, Jatim (ANTARA) - Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto memastikan bahwa serapan gabah milik petani termasuk di wilayah Jawa Timur akan optimal sesuai dengan HPP (harga pembelian pemerintah) Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP).
Dalam kegiatan Panen Raya Padi Serentak di 37 kabupaten/kota se-Jawa Timur dengan total luas panen mencapai 5.500 hektare yang dipusatkan di Desa Kartoharjo Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi, Senin, Sudarsono menyatakan penyerapan gabah petani sesuai HPP tersebut sebagai upaya mewujudkan misi swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah.
"Ini sangat menggembirakan, khususnya di Ngawi ini. Dengan kadar air gabah rata-rata 25 persen, kualitas hasil panen tahun ini dinilai sangat baik. Petani juga mendapatkan harga beli sesuai dengan HPP Rp6.500 per kilogram sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo. Ini pasti nanti rendemenya juga bagus," ujar Sudarsono.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa petani di Ngawi saat ini cenderung menggunakan pupuk organik untuk tanaman padi mereka.
Tren penggunaan pupuk organik kian meningkat di seluruh kalangan petani Ngawi. Meski di awal penerapan hasilnya belum maksimal, namun diperkirakan ke depan produktivitas semakin meningkat. Hal itu semakin mengoptimalkan serapan.
"Baru di tahun kedua dan seterusnya itu makin subur, produksinya makin tinggi. Nah, ini luar biasa, bisa juga akan menjadi contoh nasional," katanya.
Ia juga menegaskan posisi strategis Jatim dalam mendukung program swasembada pangan nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
"Jawa Timur ini barometer nasional, baik dari sisi produksi maupun penyerapan. Sampai hari ini, dari target 593 ribu ton, sudah terserap 152 ribu ton atau 25 persen. Ini sejalan dengan capaian nasional," kata Sudarsono.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Bulog Jatim, Langgeng Wisnu A, memastikan kapasitas Gudang Bulog di Jawa Timur masih aman untuk menampung hasil serapan gabah petani. Bahkan, jika penuh, akan segera dipindahkan ke wilayah defisit, seperti Indonesia timur.
"Aman, kami juga disupport oleh kantor pusat untuk memindahkan barang, karena memang kita Jawa Timur kan surplus, kita pindahkan ke daerah-daerah defisit mungkin ke Indonesia Timur," kata Langgeng.
Di samping itu, terkait proses distribusi, Bulog juga terus berupaya mempermudah akses petani, terutama dalam hal ongkos angkut dari sawah ke jalan utama. Penggunaan mesin panen modern seperti combine harvester juga terbukti efektif menjaga kualitas gabah tetap baik.
Atas capaian tersebut, panen raya serentak di Jawa Timur tak hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga menjadi inspirasi nasional untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Sesuai data, sepanjang tahun 2024, Jatim mencatat luas panen sebesar 1.616.985 hektare dengan produktivitas mencapai 5,73 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare, atau menghasilkan 9.270.435 ton GKG, atau setara dengan 5.352.936 ton beras.
Dengan pencapaian itu, menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan produksi padi tertinggi nasional dengan menyumbang 17,44 persen terhadap produksi padi nasional.
Turut hadir dalam kegiatan panen raya serentak tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, Dewan Pengawas Perum Bulog Frans BM Dabukke, dan Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jatim Langgeng Wisnu A.
Kemudian, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Plt Kajati Jatim Setiawan Budi Cahyono, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, dan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI Rachmat.
Baca juga: Bulog pastikan penyerapan gabah terus dilakukan meski libur Lebaran
Baca juga: Mentan sidak empat gudang Bulog di Sulsel saat libur Lebaran
Baca juga: Bulog serap gabah petani 725.000 ton setara beras per Maret
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025