Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Indonesia (PB POSSI) Komjen Pol. Makhruzi Rahman menegaskan komitmennya untuk mengupayakan agar cabang olahraga selam, termasuk finswimming, kembali dipertandingkan dalam ajang multievent seperti SEA Games.
“Kami terus mendorong agar olahraga selam bisa dipertandingkan di multievent. Memang pada SEA Games 2025, cabang ini tidak dilombakan,” ujar Makhruzi saat ditemui di sela pembukaan CMAS Southeast Asia Championship Finswimming Indoor 2025 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.
Pada SEA Games 2025 di Thailand, finswimming tidak masuk dalam daftar cabang yang dipertandingkan. Kondisi tersebut berbeda dengan SEA Games 2023 di Kamboja ketika Indonesia meraih enam emas, 10 perak, dan lima perunggu, hanya terpaut dari Vietnam yang menjadi juara umum dengan 14 emas, 11 perak, dan empat perunggu.
Menurut Makhruzi, salah satu langkah strategis PB POSSI untuk memperjuangkan kembalinya olahraga selam di level multievent adalah memperbanyak kejuaraan internasional di kawasan, termasuk penyelenggaraan kejuaraan Asia Tenggara yang berlangsung pada 16–19 November di Jakarta.
Ajang tersebut diikuti 186 atlet dari lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
“Kami terus mendorong agar finswimming makin diminati dan diikuti banyak negara sehingga punya kesempatan dipertandingkan kembali di multievent,” ujarnya.
Dukungan serupa disampaikan Komite Eksekutif Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Harry Warganegara, yang mengapresiasi inisiatif PB POSSI menjadi tuan rumah perdana Kejuaraan Finswimming Asia Tenggara.
“Ini bagian penting dari diplomasi olahraga agar selam, termasuk finswimming, mendapat tempat di multi-event, terutama SEA Games,” kata Harry.
Ia mengungkapkan absennya finswimming pada SEA Games 2025 menjadi catatan penting, namun KOI tetap optimistis cabang tersebut bisa kembali masuk pada edisi 2027 di Malaysia dan 2029 di Singapura.
“Kami berharap finswimming bisa kembali dipertandingkan, dan kalau bisa tidak hanya satu nomor. Indonesia punya potensi medali. Pada SEA Games Filipina, misalnya, nomor underwater hockey juga dipertandingkan dan kita meraih medali,” ujar Harry.
Selain mendorong SEA Games, KOI juga mengupayakan kehadiran nomor selam pada ajang tingkat Asia seperti Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG).
Harry menegaskan upaya diplomasi harus dilakukan bersama-sama dengan federasi selam negara lain agar cabang ini memenuhi syarat partisipasi minimal.
“Untuk level Asia Tenggara minimal lima negara, sedangkan untuk tingkat Asia delapan negara. Kami berharap bisa menggalang 10-12 negara sehingga cabang ini lebih kuat dan konsisten dipertandingkan,” katanya.
Baca juga: Indonesia untuk kali pertama gelar Kejuaraan Finswimming Asia Tenggara
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.









![5 startup bakal dapat pendanaan Rp1,6 miliar pada [RE]Spark 2025](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2025/11/15/WhatsApp-Image-2025-11-15-at-18.52.00.jpeg)








































