Hipmi dorong optimalisasi konsumsi-investasi untuk tingkatkan ekonomi

3 hours ago 3
Jika dicermati, faktor konsumsi menjadi biang kerok capaian ini

Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi nasional melalui optimalisasi konsumsi masyarakat dan percepatan investasi dengan langkah-langkah luar biasa yang memberi dampak langsung terhadap daya beli.

Ketua Umum BPP Hipmi Akbar Himawan Buchari menilai pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 sebesar 4,87 persen sebagai sinyal perlunya strategi baru yang berpihak pada penguatan konsumsi.

Komponen konsumsi dinilai menjadi faktor utama yang mempengaruhi capaian pertumbuhan, sehingga perlu penguatan di sektor ini agar kontribusinya kembali menjadi motor penggerak perekonomian nasional.

"Jika dicermati, faktor konsumsi menjadi biang kerok capaian ini," kata Akbar dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Akbar juga menyoroti pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT). Kuartal I 2025 LNPRT hanya tumbuh 3,07 persen. Padahal di periode yang sama tahun lalu LNPRT tumbuh 24,14 persen.

Pada kuartal I 2025, pertumbuhan konsumsi rumah tangga (PKRT) tercatat 4,89 persen atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 4,91 persen. Sementara kontribusinya mencapai 54,53 persen dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut dia, penguatan daya beli masyarakat menjadi kunci penting karena penurunan aktivitas konsumsi lembaga nonprofit maupun rumah tangga berpengaruh besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Selain konsumsi, penciptaan lapangan kerja juga menjadi prioritas untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan melalui berbagai program produktif dan inklusif.

Lebih lanjut, dia mengatakan fenomena penurunan perputaran uang selama Idul Fitri menjadi cerminan bahwa masyarakat membutuhkan lebih banyak peluang ekonomi agar pengeluaran mereka bisa kembali menggerakkan sektor riil.

"Artinya, masyarakat memang tidak memegang uang. Kalaupun ada, ya sedikit. Sehingga mereka menahan untuk membelanjakannya. Tanpa momen Lebaran, sudah pasti ekonomi kuartal I 2025 tumbuh lebih lambat dari 4,87 persen," beber Akbar.

Hipmi meyakini, reformasi regulasi dan perbaikan iklim investasi akan membuka ruang bagi masuknya investor baru dan memperkuat kinerja pelaku usaha yang sudah beroperasi secara berkesinambungan.

Langkah nyata seperti realokasi sumber daya program jangka pendek sangat penting dilakukan agar tercipta dampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan konsumsi nasional.

Hipmi menekankan pentingnya percepatan belanja strategis untuk memberikan stimulus terhadap perekonomian, menjaga momentum pertumbuhan, serta memperkuat fondasi ekonomi yang inklusif dan berdaya saing tinggi.

"Saat ini, yang lebih diutamakan adalah realokasi sumber daya program berorientasi jangka pendek yang berdampak langsung bagi penciptaan lapangan kerja dan daya beli masyarakat. Percepatan belanja Pemerintah menjadi harga mati untuk menstimulus ekonomi," kata Akbar.

Baca juga: Hipmi siap bantu penguatan kelembagaan bisnis kopdes merah putih

Baca juga: Hipmi siap bantu penguatan kelembagaan bisnis kopdes merah putih

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |