Surabaya (ANTARA) - Aparat kepolisian terus berjaga di tiga titik wilayah untuk menghalau para demonstran yang masih berada di Jalan Yos Sudarso, Jalan Pemuda, dan Jalan Panglima Sudirman Surabaya, Jumat malam.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi, masih terlihat beberapa demonstran yang berseliweran di tiga wilayah tersebut dengan menggunakan sepeda motor.
Puluhan polisi dibantu kendaraan water Canon, mencoba menghalau demonstran yang masih ingin mendekat Gedung Negara Grahadi.
Beberapa pot tanaman kecil yang berada di pinggir jalan rusak dibuang di tengah jalan oleh para demonstran.
Baca juga: Unjuk rasa di Surabaya sempat ricuh dan belasan motor terbakar
Begitu polisi mendekat, semua demonstran langsung mundur untuk meninggalkan lokasi.
"Mundur, mundur, cari tempat aman," ucap salah satu pendemo sambil berlari ke arah Balai Kota Surabaya.
Hingga pukul 18:15 WIB, beberapa demonstran masih berada di Jalan Yos Sudarso dengan berteriak-teriak ke arah polisi yang berjaga.
Baca juga: Ini pemicu dua wartawan foto media nasional diamuk massa
Namun, terlihat tidak ada kontak fisik yang terjadi saat aparat kepolisian melakukan aksi pencegahan untuk menghalau massa kembali ke Gedung Negara Grahadi.
Demonstrasi tersebut digelar untuk mengungkapkan rasa kekecewaan dan sebagai bentuk protes atas jatuhnya korban dalam unjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada Kamis (28/8).
Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek daring, meninggal dunia akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di tengah kericuhan antara demonstran dan petugas kepolisian di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
Kericuhan di Pejompongan tersebut terjadi, setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, dipukul mundur oleh polisi.
Baca juga: Pemprov Jatim gelar shalat ghoib untuk Affan Kurniawan di Surabaya
Baca juga: Pengendara ojol-warga Kota Malang gelar aksi solidaritas bagi Affan
Pewarta: Indra Setiawan/Naufal Ammar Imaduddin
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































