Jakarta (ANTARA) - Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Berdaya Saing Global Angkatan XIII yang resmi dimulai di Auditorium Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta menyoroti pentingnya transformasi manajemen risiko di sektor kesehatan
PKN itu sendiri ditandai dengan pembukaan acara pada Selasa (10/6) yang disambut langsung oleh Menteri Kesehatan RI.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, dan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) dengan mengangkat tema “Kepemimpinan dalam Akselerasi Transformasi Kesehatan untuk Mewujudkan Asta Cita Bidang Kesehatan.”
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum LKBN ANTARA Nina Kurnia Dewi turut hadir sebagai fasilitator GNIK. GNIK berkontribusi aktif dalam kegiatan ini dengan mengirimkan fasilitator dari kalangan profesional dan praktisi di bidang human capital dari berbagai industri.
Nina menyampaikan materi mengenai pentingnya penerapan manajemen risiko di lingkungan pemerintahan. Ia menekankan bahwa budaya sadar risiko (risk culture) harus ditanamkan untuk memperkuat pengendalian internal.
“Manajemen risiko di pemerintahan saat ini masih cenderung administratif, padahal manfaatnya besar. Apalagi kini risiko reputasi sangat dominan. Budaya risiko harus mulai ditanamkan sejak dini,” ujar Nina.
Dalam sesi diskusi, salah satu peserta bahkan mengangkat kasus kekerasan di layanan kesehatan sebagai bahan diskusi pentingnya evaluasi SOP dan sistem pengawasan internal.
Nina juga menyoroti peran media dalam mendukung isu-isu kesehatan seperti penurunan angka stunting dan distribusi vaksin selama pandemi.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin turut menyambut penyelenggaraan acara yang dihadiri oleh sekitar 30 peserta dari berbagai instansi seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan juga Kepolisian itu.
Ia menegaskan bahwa transformasi internal menjadi kunci keberhasilan sektor kesehatan ke depan.
“Kepemimpinan bukan soal gelar atau sertifikat, tapi tentang karakter, integritas, dan rekam jejak. Latihan kepemimpinan harus menyentuh hati, bukan sekadar akal,” ujar Menkes.
Pelatihan ini diharapkan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin berdaya saing global yang mampu mendorong akselerasi transformasi di bidang kesehatan demi terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2045.
PKN Tingkat Il sendiri merupakan pelatihan yang bersifat wajib bagi pemangku jabatan tinggi pratama, diselenggarakan secara blended learning yang terdiri atas empat agenda pembelajaran, yaitu Agenda Mengelola Diri, Agenda Kepemimpinan Strategis, Agenda Manajemen Strategis, dan Agenda Aktualisasi Kepemimpinan Strategis.
Baca juga: Kemarin, CKG lampaui 8 juta peserta hingga dharmayatra Borobudur
Baca juga: Kantor Komunikasi Kepresidenan: Baubau potensi jadi kota kesehatan
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025