Kudus (ANTARA) - Perusahaan swasta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, turut berpartisipasi dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem di Kudus dengan merenovasi 92 rumah warga yang tidak layak huni (RTLH) menjadi layak huni.
"Jumlah rumah tidak layak huni di Kudus masih cukup banyak, sehingga adanya program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti dari PT Djarum dan Polytron ini tentu sangat membantu mengurangi jumlah rumah tidak layak huni," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris di sela-sela penyerahan secara simbolis penerima bantuan rumah sederhana layak huni (RSLH) di Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis.
Acara tersebut turut dihadiri Chief Operating Officer (COO) PT Djarum Victor Rachmat Hartono, Direktur Jenderal Tata Kelola dan Pengendalian Risiko Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman RI Dr Azis Andriansyah, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris, General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto, General Services PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Max Arif Pramono, serta jajaran pemerintah kabupaten.
Sam'ani mendukung penuh upaya PT Djarum dan Polytron yang berkomitmen mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui program RSLH ini. Diharapkan, dengan hunian yang baik akan mendorong produktivitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup warga.
Upaya dua perusahaan merenovasi bahkan membangun ulang rumah warga tidak mampu, kata Sam'ani, merupakan bentuk nyata peran swasta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan program tersebut diharapkan konsisten dilakukan sehingga manfaatnya semakin dirasakan dan kualitas hidup masyarakat Kudus meningkat.
Baca juga: Pemkot Surakarta gandeng swasta perbaiki rumah tidak layak huni
Purwanto, salah satu penerima bantuan RSLH dari Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae menyampaikan terima kasih karena rumahnya yang semula nyaris roboh, kini menjadi lebih aman dan nyaman untuk ditinggali keluarganya.
"Saya bersyukur mendapat bantuan renovasi rumah ini. Saya bekerja sebagai pemulung, selama ini saya kesulitan untuk memperbaiki rumah. Jadi, ketika atapnya bocor saat hujan, angin kencang dan fondasinya mulai rapuh, kami tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengungkapkan serah terima RSLH kepada 92 warga Kudus ini merupakan bakti perusahaan yang selama 74 tahun terakhir bersinergi bersama masyarakat membangun Kota Kudus.
"Program kolaboratif ini dijalankan dengan dukungan dari Bappeda Kudus serta Dinas PKPLH Kudus," ujarnya.
Ia berharap RSLH ini menjadi kado manis dari perusahaan kepada masyarakat sekitar yang telah bersinergi dengan baik selama bertahun-tahun dalam membangun kota tercinta ini. Sehingga upaya pengentasan kemiskinan ekstrem ini dapat terus dijalankan dengan dukungan dari pemerintah daerah sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup warga yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
Baca juga: Wali Kota Semarang apresiasi program "Dandan Omah" dari sumbangan koin
Melalui program bedah rumah tersebut, hunian yang direnovasi dan dibangun ulang mengacu pada tiga aspek dasar yakni aman, nyaman, dan sehat untuk ditinggali. Program ini menerapkan total intervensi sehingga penerima bantuan tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali untuk proses pembangunan, serta melibatkan masyarakat di lingkungan sekitar dalam proses pembangunan.
Sementara itu, Chief Executive Officer Polytron Hariono menegaskan bahwa partisipasi dalam program renovasi rumah tidak layak huni ini merupakan perwujudan dari nilai inti perusahaan, yakni tanggung jawab sosial yang peka dan peduli terhadap masyarakat serta lingkungan.
Dengan tiga pabrik yang beroperasi di sekitar area Kudus, yaitu Krapyak, Sidorekso, dan Sayung, Polytron merasa memiliki keterhubungan dengan masyarakat sekitar untuk berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
"Program ini juga menjadi bagian dari rangkaian perjalanan 50 tahun perusahaan di Indonesia yang tidak hanya berfokus pada inovasi teknologi, tetapi juga kemanfaatan sosial," ujarnya.
Baca juga: PMI Batang lanjutkan program bedah rumah tidak layak huni
Dengan sasaran 92 hunian direnovasi dan dibangun ulang biaya yang digelontorkan mencapai Rp5 miliar. Renovasi ini merupakan tahap pertama dari target 300 rumah yang akan direnovasi sepanjang 2025.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025