Pengamat: Kementerian Haji harus fokus tangani persoalan layanan

3 weeks ago 6
Jika nantinya sudah terbentuk ada beberapa hal yang harus langsung menjadi prioritas, seperti masalah antrean kuota, efisiensi biaya haji yang setiap tahun naik, sampai fasilitas bagi jamaah

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamat politik dan kebijakan dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang-Jatim Andhyka Muttaqin menegaskan bahwa pembentukan Kementerian Haji dan Umrah harus difokuskan untuk menangani persoalan tata kelola layanan.

"Jika nantinya sudah terbentuk ada beberapa hal yang harus langsung menjadi prioritas, seperti masalah antrean kuota, efisiensi biaya haji yang setiap tahun naik, sampai fasilitas bagi jamaah," kata Andhyka di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.

Oleh karena itu, Kementerian Haji dan Umrah yang merupakan hasil transformasi dari Badan Penyelenggara (BP) Haji, kata dia, lahir dari urgensi sebuah persoalan yang sudah lama ada.

"Persoalan haji dianggap sangat kompleks, bisa jadi kementerian ini dipandang sebagai suatu kebutuhan mendesak," ujarnya.

Baca juga: Mensesneg: Pemerintah pelajari UU Haji, Kementerian tunggu Presiden

Pemerintah juga harus bisa memaksimalkan keberadaan Kementerian Haji dan Umroh dalam urusan diplomasi dengan Arab Saudi menyangkut negosiasi kuota, akomodasi, transportasi, dan keamanan jamaah Indonesia.

"Itu harus dilakukan secara lebih profesional dan terkoordinasi karena akan menjadi langkah strategis dalam menyelesaikan masalah klasik yang bertahun-tahun ada," ucapnya.

Andhyka menyatakan dengan adanya kementerian yang langsung membidangi urusan haji dan juga umroh, diharapkannya mampu memutus rantai masalah menahun yang belum terselesaikan.

"Tantangan sebenarnya ada pada bagaimana kementerian tersebut menawarkan solusi nyata, bukan sekadar menambah gedung dan pejabat baru," ujarnya.

Selain itu, dia mengingatkan agar kementerian baru itu dapat mengelola dana haji dengan akuntabel dan transparan.

"Supaya tidak ada penyalahgunaan," kata dia.

Baca juga: Kementerian Haji segera wujudkan perbaikan layanan

Pemerintah dimintanya supaya benar-benar mengawasi masa transisi dari BP Haji ke Kementerian Haji dan Umroh, khususnya pengalokasian anggaran.

"Artinya, tidak sepenuhnya menambah anggaran baru tapi memindahkan struktur. Untuk tambahan anggaran pasti ada, nah di sini penting memastikan tidak sampai membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)," tuturnya.

Diharapkan rencana dibentuknya Kementerian Haji dan Umroh menjadi momentum perbaikan pelayanan kepada para calon jamaah haji maupun umroh.

Pewarta: Ananto Pradana
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |