Jakarta (ANTARA) - Peneliti dan pakar pangan Univeritas Andalas Muhammad Makky menyebut dukungan pemerintah terhadap pengembangan pertanian khususnya dalam peningkatan produksi petani, meningkat cukup signifikan dalam setahun terakhir, namun distribusi pupuk masih perlu dibenahi agar lebih efisien dan tepat sasaran.
Dosen sekaligus petani ini mengatakan bahwa penyuluh pertanian secara aktif menyambangi lahan-lahan milik petani, untuk mengetahui apa yang paling dibutuhkan oleh tiap daerah agar produksi tetap terjaga.
"Dari pemerintah itu perhatiannya cukup besar. Penyuluh pertanian sekarang standby di lahan-lahan. Itu suatu hal yang nyata bahwa perhatian dari pihak pemerintah itu ada," ujar Makky di Jakarta, Sabtu.
Makky menjelaskan bahwa saat ini penyuluh pertanian memiliki tugas untuk mencatat dan melaporkan berapa jumlah benih yang ditanam, pupuk yang diperlukan hingga jumlah panen.
Selanjutnya, data dari laporan tersebut akan diteruskan hingga kepada pemerintah pusat dan dapat dipantau melalui sistem digital.
Ia juga menyampaikan soal kebijakan pupuk bersubsidi. Menurutnya, apa yang sudah diterapkan oleh pemerintah sudah berada di jalur yang tepat.
"Namun demikian, masalah distribusi pupuk masih perlu dibenahi agar lebih efisien dan tepat sasaran," katanya.
Saat ini, sistem penyaluran pupuk bersubsidi masih sangat bergantung pada kelompok tani (poktan), sehingga kerap menimbulkan keterlambatan karena rantai distribusi yang panjang.
Makky juga menyoroti persoalan ongkos angkut pupuk dari titik distribusi ke lahan pertanian, yang sering kali justru lebih mahal dari harga pupuk itu sendiri.
"Kadang pupuknya ada, tapi aksesnya susah. Kalau sawahnya jauh dari jalan besar, biaya angkutnya bisa lebih mahal dari harga pupuknya. Ini jadi beban tambahan bagi petani," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menilai pembaruan dan integrasi data petani menjadi hal krusial untuk memperbaiki rantai distribusi pupuk. Dengan sistem data yang akurat dan berbasis digital, pemerintah dapat memastikan bahwa subsidi diterima oleh petani yang benar-benar membutuhkan.
"Kalau datanya akurat dan real-time, penyaluran bisa langsung diawasi dari pusat. Ini akan mengurangi kebocoran dan mempercepat distribusi. Jadi bukan hanya subsidi yang tepat, tapi juga pelaksanaannya efisien," imbuhnya.
Makky berharap, perbaikan sistem distribusi pupuk dapat menjadi fokus pemerintah ke depan agar program ketahanan pangan nasional berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung bagi petani.
Baca juga: Ekonom: Kebijakan pangan dorong lapangan pekerjaan di sektor pertanian
Baca juga: DPD: Tarik minat anak muda jadi petani lewat modernisasi
Baca juga: Profesor Penggerak UMM bangun pertanian di TTS dan TTU
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































