Kota Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu, meminta seluruh kepala sekolah SMP di wilayah tersebut menekankan pendidikan moral dan budi pekerti kepada anak didik karena memiliki peran besar dalam mencegah perilaku menyimpang, seperti geng motor dan lainnya.
Hal tersebut dilakukan sebab beberapa waktu lalu aksi geng motor di Kota Bengkulu yang melibatkan anak-anak melakukan penyerangan terhadap petugas parkir di Rumah Sakit Datasemen Kesehatan Tentara (DKT).
"Saya menyampaikan kepada seluruh kepala sekolah, tolong berikan perhatian kepada anak-anak. Ajarkan soal moralitas, ajarkan budi pekerti, ajarkan bahwa mereka punya masa depan. Masa iya anak SMP sampai ikut geng motor menyerang petugas parkir, bahkan tempatnya di Rumah Sakit TNI, Ini sudah di luar logika," kata Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi di Bengkulu, Selasa.
Ia menyebut dengan adanya fenomena geng motor di kalangan remaja mencerminkan kurangnya pembentukan karakter sejak dini.
Baca juga: Ketua MPR tekankan pentingnya asupan moral dalam kurikulum pendidikan
Untuk itu, kata dia, melalui pendidikan moral dan budi pekerti yang tepat, maka generasi muda akan memiliki fondasi karakter yang kuat untuk menghindari tindakan negatif.
Lebih lanjut Dedy mengatakan melalui pendidikan moral dan budi pekerti juga dapat mencegah kenakalan remaja, seperti membantu anak-anak menjadi individu yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki prinsip.
Kemudian menumbuhkan kepedulian dan kemampuan memahami perasaan orang lain, sehingga mengurangi potensi melakukan kekerasan, meningkatkan kesadaran hukum dan sosial, serta membuat pelajar memahami norma yang berlaku dan konsekuensi dari pelanggaran hukum.
"Mereka adalah masa depan daerah ini. Kalau dari SMP sudah berani menyerang, apa jadinya nanti? Kita semua, orang tua, guru, dan pemerintah, harus turun tangan," ujar dia.
Sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bengkulu menetapkan sembilan orang tersangka usai melakukan penyerangan terhadap petugas parkir Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara (DKT) Kota Bengkulu.
Baca juga: Kemenag: Pendidikan dianggap gagal jika SDM tuna moral
Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Sudarno menjelaskan kejadian tersebut bukan penyerangan yang dilakukan oleh para tersangka terhadap RS DKT Kota Bengkulu
Namun berawal dari empat kelompok geng motor yang berencana melakukan penyerangan oleh kelompok Geng Timur Indah Kota Bengkulu dan dalam perjalanan para pelaku melihat salah satu juru parkir yang yang dikira kelompok geng dan sebagian lawan mereka masuk ke dalam parkiran rumah sakit hingga terjadilah penyerangan dengan korban juru parkir.
Untuk sembilan orang yang ditetapkan sebagai tersangka tersebut, lima diantaranya merupakan anak di bawah umur yaitu RE (15) warga Kecamatan Air Periukan dan FZ (17) warga Kecamatan Lubuk Sahung Kabupaten Seluma, MM (15) warga Kecamatan Ratu Agung, ZP (15) warga Kecamatan Sungai Serut, dan MF (15) warga Kota Bengkulu.
Sedangkan empat tersangka lainnya yaitu M. Haikal (18) warga Kecamatan Ratu Agung, Ade Kurnia (19) warga Kecamatan Ratu Samban, Akbar Hidayatullah (18) warga Kecamatan Ratu Agung, dan Alif Santosa (18) warga Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.
Baca juga: Polisi bekuk geng motor yang aniaya tiga korban dan rampas motor
Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.