Pemprov Kalsel lakukan kajian indeks pembangunan pemuda

4 weeks ago 8

Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan kajian indeks pembangunan pemuda (IPP) tahun 2025 yang berfokus pada pernikahan usia anak dan dimensi pendidikan.

Plt Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Kalsel Husnul Hatimah di Banjarbaru, Senin, mengungkapkan kajian ini untuk menyusun rekomendasi kebijakan yang dapat diberikan kepada pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan IPP di Kalimantan Selatan.

"IPP adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kondisi serta potensi pemuda di suatu wilayah atau negara. Indeks ini biasanya mencakup berbagai aspek, seperti pendidikan, kesehatan, partisipasi dalam kegiatan sosial dan politik, serta kesempatan kerja," ucapnya.

Baca juga: DPMD Kalsel perkuat kapasitas masyarakat di11 kabupaten

Dia mengemukakan, domain pendidikan selama tahun 2015-2020 sudah cukup baik dengan tren yang selalu naik, tetapi semua indikator masih berada di bawah rata-rata nasional.

Indikator yang masih banyak memerlukan perbaikan dan peningkatan nilai adalah APK-SM (5,61 poin di bawah nasional) dan APK-PT.

Namun, angka rata-rata lama sekolah serta Angka Partisipasi Kasar di Kalimantan Selatan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius karena domain ini memiliki dampak multidimensi yang dapat berpengaruh pada domain lain.

Baca juga: Pemprov Kalsel buka 17 paket program pelatihan berbasis kompetensi

"Dalam kajian ini kami akan observasi langsung dan wawancara terfokus, pada pemangku kepentingan terkait di 13 kabupaten/kota serta di SKPD di Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan juga ada ekspose kegiatan seperti workshop, seminar proposal, dan seminar akhir," ungkapnya.

Selain itu, juga melakukan studi tiru ke Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta pada dua provinsi dengan indeks pembangunan pemuda tertinggi se-Indonesia dan provinsi yang memiliki kesamaan kultur, budaya, geografis, serta demografi dengan Kalimantan Selatan dan Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder terkait.

"Tim yang ikut berkontribusi pada kajian kali ini sebanyak enam orang terdiri atas tenaga ahli bidang ekonomi, kebijakan publik, pemasaran, statistik, tata ruang/tata kota, kesehatan lingkungan/masyarakat," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Kalsel minta pemuda perangi kebodohan dan kemiskinan

Husnul pun berharap kajian ini dapat menghasilkan ringkasan eksekutif serta kebijakan dalam peningkatan indeks pembangunan pemuda di Kalimantan Selatan.

Pewarta: Sukarli
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |