Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung penuh Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang bertransformasi menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) yang rencananya status tersebut diresmikan dalam waktu dekat.
"Dengan KIT Batang menjadi KEK, akan membantu sekali terutama dalam rangka membangun wilayah kita," kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi di Semarang, Senin.
Hal tersebut disampaikan usai menerima kunjungan Direksi KIT Batang, di Kantor Gubernur Jateng.
Dengan berstatus KEK, ia berharap pengembangan keterampilan masyarakat diarahkan ke bidang yang dibutuhkan dalam sektor industri di daerah tersebut.
Ia menegaskan bahwa pemerintah wajib memberi jaminan ketertiban dan keamanan di kawasan, serta kepastian hukum bagi penanam modal.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang Ngurah Wirawan mengatakan bahwa dengan berstatus KEK ada tiga sektor yang ditonjolkan di kawasan tersebut, meliputi industri bidang pengolahan, bidang transportasi dan logistik, serta bidang pariwisata dan properti.
"Status KEK dengan tiga bidang itu diharapkan mempercepat investasi. Tidak hanya sektor industri, tetapi bisnis pariwisata, properti, transportasi dan logistik bisa berkembang. Jadi, variannya lebih luas," katanya.
Dengan berstatus KEK, lanjut dia, berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Batang.
Menurut dia, masyarakat tidak hanya bisa menjadi pekerja pabrik di KIT Batang, melainkan bisa merambah usaha di sektor lain; seperti jasa boga, pariwisata, perhotelan dan kafe.
Selain itu, masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam memasok kebutuhan-kebutuhan yang ada di KIT Batang yang tidak hanya sektor bidang pangan, melainkan layanan lain, seperti transportasi juga bisa dikembangkan.
"Prinsipnya kami siap mengembangkan kawasan industri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, dan bekerja sama dengan Pemprov Jateng dalam rangka tujuan tersebut," katanya.
Dari sisi serapan tenaga kerja, Ngurah menjelaskan bahwa status KEK akan membuat investasi semakin deras masuk ke KIT Batang.
Dengan demikian, penciptaan lapangan kerja di KIT Batang akan semakin banyak dan berdampak untuk masyarakat Batang dan Jateng.
Ia merinci sejak empat tahun beroperasi setidaknya sudah ada tujuh pabrik yang beroperasi di kawasan tersebut dan telah menyerap sekitar 8.000 pekerja.
Rencananya, setidaknya ada 27 investor lagi yang bakal menjadi bagian di KIT Batang, dengan nilai investasi di atas Rp20 triliun.
"Target ke depan (serapan tenaga kerja) per tahun minimal 5.000 orang. Semoga sepuluh tahun ke depan capai 50 ribu orang," pungkasnya.
Baca juga: Perusahaan kemasan plastik Malaysia investasi di KIT Batang
Baca juga: KIT Batang komitmen jadi pemacu pertumbuhan ekonomi lewat inovasi
Baca juga: KIT Batang: Investor asal China berinvestasi senilai Rp600 miliar
Baca juga: KIT Batang diharapkan buka 4.000 lapangan kerja tiap tahun
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025