Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan anggaran sebesar Rp6 miliar bersumber dari biaya tak terduga (BTT) untuk melakukan penanganan pascabanjir bandang di daerah itu yang terjadi pada Minggu, 6 Juli 2025.
"Dana BTT itu akan kami gunakan untuk melakukan intervensi langsung bagi warga terdampak serta penanganan melalui kegiatan-kegiatan lainnya pasca banjir," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram H Lalu Alwan Basri di Mataram, Kamis.
Baca juga: Gubernur NTB lantik Pj Sekda di tengah keprihatinan banjir Mataram
Intervensi yang akan dilakukan pemerintah kota antara lain perbaikan rumah warga, serta fasilitas umum seperti jalan, jembatan, sekolah, tempat ibadah, dan lainnya.
Sekda mengatakan, dana BTT yang disiapkan Pemerintah Kota Mataram sebesar Rp6 miliar itu bisa jadi bertambah karena akan ada bantuan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BPBD Provinsi NTB, serta tambahan dari dana BTT Pemerintah Provinsi NTB.
"Dana BTT tersebut tidak hanya untuk melakukan intervensi fisik, melainkan juga non-fisik untuk pemulihan pascabanjir," katanya.
Baca juga: BNPB lakukan pendataan dampak banjir Mataram
Khusus untuk bantuan dari BNPB, lanjut Sekda, sebagian besar akan diberikan dalam bentuk barang seperti alat untuk membongkar beton (jackhammer), alat potong, seragam sekolah, kompor gas, dan perahu karet.
Selain itu, BNPB juga akan memberikan bantuan sewa alat berat untuk penanganan dan pembersihan titik-titik banjir, berupa sewa excavator, kendaraan, dan bantuan peralatan lainnya.
"Untuk bantuan sewa itu, kami akan melakukan penghitungan dan usulkan ke BNPB. Bantuan sewa alat, kami diberikan berupa dana," katanya.
Baca juga: Dapur Umum Mataram siapkan 6.000 nasi bungkus bagi korban banjir
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram terakhir pada Rabu (9/7-2025) pukul 16.00 WITA mencatat dampak kerusakan akibat banjir bandang tersebut sebanyak 75 unit rumah, tiga unit jembatan, dua unit bangunan sekolah, dua lokasi jalan rusak, tiga unit tempat ibadah, dan tiga unit perkantoran.
Sementara jumlah jiwa yang terdampak sebanyak 8.536 kepala keluarga (KK) atau 33.290 jiwa, enam orang luka-luka, satu meninggal, dan 740 jiwa mengungsi.
Pewarta: Nirkomala
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.