Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) bertekad menciptakan ikon oleh-oleh khas Betawi yang mudah dikenali, memiliki daya tarik yang kuat dan populer di kalangan wisatawan.
"Kita perlu melestarikan, memperkenalkan ikon oleh-oleh Betawi agar lebih populer untuk anak dan cucu kita, termasuk ke wisatawan lainnya," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Jakarta Timur Fauzi dalam kegiatan pelatihan pembuatan kuliner dan suvenir Betawi bagi wirausaha Betawi dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 RI di Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur, Senin.
Menurut Fauzi, Jakarta masih menghadapi tantangan dalam mengelola dan mempopulerkan citra oleh-oleh khasnya.
Ia mencontohkan, orang yang berkunjung ke Sumedang langsung teringat tahu Sumedang. Begitu pula Garut yang identik dengan dodol Garut. Sementara di Jakarta, oleh-oleh Betawi belum sepopuler itu.
"Mau ke Sumedang, pasti titip tahu. Ke Garut, titip dodol Garut. Tapi kalau ke Jakarta, mau titip apa? Oleh-oleh khas Betawi yang dikenal orang masih sedikit," ujar Fauzi.
Baca juga: Kenali perbedaan asinan betawi dan asinan bogor
Melalui berbagai pelatihan dan kolaborasi dengan pelaku usaha ini, diharapkan dapat membuat Jakarta memiliki satu ikon oleh-oleh yang langsung terlintas dalam benak wisatawan.
"Kita ingin, misalnya, orang ke Setu sudah tahu pusat dodol Betawi di mana. Jadi, selain jadi tujuan wisata, juga membuka peluang meningkatkan perekonomian keluarga," kata Fauzi.

Selain itu, Jakarta juga perlu memperkuat identitas kuliner dan produk khas Betawi, mulai dari inovasi kemasan, promosi yang konsisten, hingga menggandeng pelaku usaha dan UMKM lokal.
Hal ini diharapkan dapat menjadikan oleh-oleh Betawi sebagai pilihan utama wisatawan yang berkunjung ke ibu kota.
"Jadi kegiatan ini diharapkan bukan hanya meramaikan HUT ke-80 RI, tetapi juga mempromosikan kuliner Betawi, dan bagian dari pelestarian budaya," kata Fauzi.
Baca juga: Wali Kota: Festival Kemayoran bisa perkuat akar budaya Betawi
Sementara itu, Ketua Badan Musyawarah (BAMUS) Suku Betawi 1982 Ma'ah Setiawan mengatakan sebanyak 150 peserta dari berbagai unsur masyarakat mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan kuliner dan suvenir Betawi bagi wirausaha Betawi.
Pelatihan yang digelar mencakup tiga materi utama, yaitu pembuatan kue akar kelapa, bir pletok, dan suvenir ondel-ondel setinggi 30 sentimeter.
"Kami ingin di 65 kelurahan di Jakarta Timur, minimal di setiap 10 kecamatan, ada makanan khas Betawi yang bisa menjadi kebanggaan," kata Ma'ah.
Selain pelatihan, kegiatan ini juga dirangkai dengan lomba dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Nuansa merah-putih turut mewarnai acara yang diikuti oleh 150 warga dan terbagi menjadi 15 kelompok peserta, mayoritas ibu-ibu.
"Kita lombakan, nanti akan dipilih juara 1, 2, dan 3, sementara yang lain tetap akan mendapat penghargaan," ucap Ma'ah.
Baca juga: Meriahkan HUT RI, Pemkot Jaktim dorong pelestarian kuliner Betawi
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.