Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat menjamin warga Gang Kelinci di Jalan Kebon Sayur, RT 07/RW 03, Kemanggisan, Palmerah tak lagi Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
"Sudah mulai dibangun dua toilet komunal sama septic tank (tangki septik) juga. Jadi enggak BABS lagi," kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Adapun toilet itu dibangun lantaran sebagian warga sekitar lokasi masih kerap BABS ke kali di gang sempit bernama Gang Kelinci.
"Kita dapat infonya begitu. Tapi ini sudah diatensi. Sementara pengerjaan, bakal ada dua toilet portabel dari Suku Dinas Lingkungan Hidup," ujarnya.
Ketua RT 07 RW 03 Kemanggisan, Mia, mengatakan bahwa tangki septik komunal akan dibangun di dua titik di lahan hibah untuk menampung kebutuhan sekitar 40 warga yang selama ini masih bergantung pada WC di atas kali.
Pembangunan toilet itu ditaksir memakan waktu sekitar satu bulan, lantaran proses penggalian tangki septik membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Tadinya saya kira paling satu dua minggu, tapi ternyata satu bulan ya. Soalnya gali buat wc dan tangki septiknya itu butuh waktu," kata dia.
Selama pengerjaan, warga akan diarahkan untuk sementara menumpang di toilet kerabat atau tetangga. Sudin SDA Jakarta Barat juga akan membuatkan tangki septik tank darurat sambil menunggu pengerjaan titik pertama selesai.
Mia menyebut sumber dana pengerjaan WC umum ini berasal dari Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (Bazis) Jakarta Barat.
Fasilitas wc umum ini akan sepenuhnya gratis untuk digunakan masyarakat. Dia mengaku menolak keras usulan agar dipungut iuran warga untuk operasional, seperti listrik atau air.
"Saya yang protes karena kita kalangan orang enggak mampu. Kita buat makan hari-hari aja masih bingung. Apalagi untuk bayar-bayar listrik, sama saya enggak mau," tegasnya.
Baca juga: Jakbar bangun dua toilet komunal di Palmerah
Baca juga: Pemprov DKI dorong sanitasi aman dan layak imbas ratusan KK masih BABS
Baca juga: DKI pantau sanitasi total agar tak ada warga BAB sembarangan
Sebagai solusi, dia mengaku akan mencoba memanfaatkan pompa air sumur untuk digunakan sebagai sumber air sehingga tidak perlu membayar biaya air PAM.
"Jadi biar pakai air sumur aja, saya maunya bebas dari biaya. Saya harap warga di sini nanti bisa sama-sama jaga kebersihannya biar enggak kumuh lagi," kata Mia.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































