Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya untuk memberdayakan keluarga, khususnya keluarga rentan dalam program percepatan penurunan angka stunting di wilayah itu.
"Guna percepatan penurunan stunting, selain memberi tahapan gizi dan layanan kesehatan, Pemkab Sleman juga berupaya untuk memberdayakan keluarga, perubahan perilaku, serta ketahanan sosial-ekonomi masyarakat," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa pada Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pencatatan dan Pelaporan Konvergensi Sunting Tahun 2025 di Kapanewon (Kecamatan) Sleman, Kamis.
Menurut dia, upaya-upaya tersebut dilakukan untuk pemenuhan hak anak atas kesehatan, pemenuhan gizi, dan lingkungan yang layak untuk anak.
"Upaya percepatan penurunan stunting merupakan kerja kolaboratif yang membutuhkan keterlibatan semua pihak, seperti kader posyandu, guru PAUD, penyuluh pertanian, tokoh masyarakat, dan keluarga itu sendiri," katanya.
Baca juga: Kemendukbangga/BKKBN: Sinergi penting sukseskan Bangga Kencana
Ia mengatakan, kegiatan monev ini memiliki arti strategis untuk memastikan program penurunan stunting berjalan sesuai target.
"Kegiatan ini tidak hanya menghasilkan laporan administrasi, tetapi juga rekomendasi kebijakan yang konkret serta peningkatan kapasitas TPPS baik di tingkat kapanewon maupun kalurahan," katanya.
Danang mengatakan, melalui kegiatan monev ini, diharapkan dapat memperkuat koordinasi lintas sektor untuk terus berupaya meningkatkan kualitas intervensi gizi, serta memperkokoh komitmen bersama dalam menurunkan angka stunting, demi terwujudnya generasi Sleman yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
Acara ini selain dihadiri Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabipaten Sleman, juga dihadiri jajaran perangkat daerah, kepala puskesmas, kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan kader posyandu.
Baca juga: Baguna PDIP DKI salurkan paket sembako kepada ibu hamil tidak mampu
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.