Jakarta (ANTARA) - Pemerintah membentuk Dewan Pendidikan Tinggi (DPT) dalam upaya memperkuat ekosistem pendidikan tinggi Indonesia, menjelang usia 100 tahun kemerdekaan.
DPT dibentuk melalui Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 202/M/KEP/2025 dan Nomor 207/M/KEP/2025, sebagai langkah strategis dalam memperkuat transformasi pendidikan tinggi, sains, dan teknologi menuju University 4.0, di mana kampus tidak hanya berfokus pada pendidikan dan riset, tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat dan pembangunan bangsa.
"DPT menjadi wadah partisipatif yang strategis untuk memastikan keterlibatan aktif, inklusif, dan berkelanjutan dari berbagai elemen masyarakat dalam merumuskan kebijakan pendidikan tinggi nasional," kata Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Adapun Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi menekankan menegaskan peran DPT sebagai mitra strategis kementerian dalam mendorong terwujudnya visi Diktisaintek Berdampak.
Visi tersebut merupakan sebuah konsep yang menghadirkan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi yang inklusif, adaptif, dan berdampak menuju Indonesia Emas 2045.
"Karena itu, kami menekankan pemerataan akses, riset yang menjawab kebutuhan masyarakat, serta tata kelola yang berintegritas. Kehadiran DPT akan menjadi penguat dalam memastikan transformasi ini berjalan dengan partisipatif dan berkelanjutan," ujar Khairul.
Baca juga: Wamendiktisaintek ajak mahasiswa manfaatkan peluang riset bareng dosen
Khairul menyebutkan DPT yang turut melibatkan pakar pendidikan seperti Muhadjir Effendy dan Muhammad Nuh akan mengawal peningkatan mutu, akses, relevansi, dan dampak pendidikan tinggi agar benar-benar dirasakan masyarakat.
Anggota DPT, jelas dia, dibagi ke dalam tiga komisi, yaitu pendidikan tinggi, sains dan teknologi, serta tata kelola, yang masing-masing berfokus pada pengembangan kebijakan sesuai bidangnya.
Menurutnya, paradigma transformasi pendidikan tinggi, sains, dan teknologi menegaskan bahwa perguruan tinggi harus bergerak melampaui fungsi tradisionalnya, dengan peningkatan akses, mutu, dan relevansi menjadi fondasi utama, sementara dampak hadir sebagai penegas bahwa seluruh upaya tersebut benar-benar dirasakan masyarakat.
"Dengan dukungan sains dan teknologi sebagai penghasil solusi, lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial-ekologis, sekaligus pencapaian SDGs," ucap Khairul Munadi.
Baca juga: Wamendiktisaintek ajak dosen libatkan mahasiswa saat melakukan riset
Baca juga: JK harap pendidikan tinggi Islam dapat dipusatkan di Asia Tenggara
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.