Jakarta (ANTARA) - Pematung muda asal China, Ren Zhe memamerkan karya terbaiknya untuk menafsirkan ulang karya seni dari sastra klasik cerita silat (cersil) "The Legend of the Condor Heroes", milik Jin Yong melalui pameran yang bertajuk "A Parth to Glory" di MOCA (Museum of Contemporary Art), Singapura.
Menurut President MOCA, Linda Ma, Ren Zhe merupakan pematung muda yang diberikan kewenangan khusus oleh keluarga Jin Yong dalam menginterpretasikan karakter yang ada dalam novel Wuxia.
“Ren Zhe adalah pematung muda yang secara jenial berhasil menghidupkan tokoh-tokoh pendekar fiktif Jin Yong melalui karya patung. Ia menampilkan semangat kesatria khas budaya Tiongkok,” kata Linda Ma dalam keterangan resminya, Kamis.
Baca juga: Album: Pameran seni untuk rayakan Pekan Warisan Budaya Takbenda China
Linda Ma yang juga merupakan generasi ketiga peranakan Tionghoa Indonesia, menyatakan bahwa semasa kecil, dirinya tidak bisa lepas dari bacaan-bacaan novel-novel karya Jin Yong tersebut yang memberi warna kala itu.
“Karya sastrawan Jin Yong, meninggalkan kenangan yang berwarna-warni di Tanah Air. Ia mendapatkan pengakuan luas melalui kreasinya secara global,” ujar dia.
Sementara itu, orang yang berperan dalam menguratori seni-seni dari Ren Zhe yakni William Wong menjelaskan bahwa Jin Yong memiliki hubungan yang kuat dengan negara yang memiliki julukan Singa Putih tersebut.
Baca juga: Pameran seni seabad Walter Spies hadirkan refleksi tantangan Bali
Jin Yong yang juga merupakan pendiri surat kabar Sin Ming Daily di Singapura, sering menghadirkan kisah-kisah cersil secara rutin dalam surat kabar tersebut dan menjadikan Singapura tempat debut karyanya dikenal secara global.
William Wong memberikan apresiasinya kepada Ren Zhe yang merupakan lulusan dari Departemen Seni Patung, Akademi Seni Rupa, Universitas Tsinghua, dalam mentranslasi kecakapan sastra Jin Yong.
“Ia membebaskan tokoh-tokoh novel keluar dari teks tulis. Ren Zhe menyajikannya di hadapan kita, seolah-olah mereka—para pendekar silat itu, telah melampaui batas fiksi dan realitas,” ujar Wong.
Baca juga: Refleksi seni-budaya Indonesia dulu hingga kini dipamerkan di Belanda
Di MOCA, sebanyak 40 karya seni miliki Ren Zhe dipamerkan semata-mata untuk menebarkan semangat kesatria khas budaya Tiongkok kepada masyarakat lokal di sana.
Karya sastra Jin Yong seperti The Legend of the Condor Heroes sejatinya memang sudah dikenal luas di tanah air, seperti film yang berjudul Pendekar Pemanah Rajawali.
Tidak hanya itu, pengaruh dari seni ini juga begitu kuat sampai-sampai tokoh-tokoh fiktif ciptaannya dimasukkan dalam kurikulum bahasa Mandarin oleh Kementerian Pendidikan Singapura, untuk menginspirasi generasi muda mengenal budaya Tiongkok.
Baca juga: 100 lukisan karya 26 seniman ditampilkan di Museum Maritim Indonesia
Dengan begitu kuatnya karya seni milik Jin Yong itu, Linda ma yang juga dikenal di Indonesia sebagai owner Linda Gallery, memiliki rencana besar untuk membawa karya seni Ren Zhe ke Indonesia.
“Kami sedang menyiapkan eksposisi solo kedua Ren Zhe di Asia Tenggara. Saya berharap para pencinta seni di Indonesia bisa segera menyaksikannya secara langsung,” tutup Linda Ma.
Baca juga: Korean Cultural Center gelar pameran seni budaya Jongmyo Jeryeak
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.