Jakarta (ANTARA) - Maestro seni rupa Indonesia Nasirun dan pelukis kontemporer asal Jepang Bunta Inoue dijadwalkan menghadiri pertemuan di Galeri Nasirun, Yogyakarta, pada Kamis (7/8) mendatang.
Pertemuan kedua seniman besar yang merupakan langkah lanjut dari visi diplomasi budaya yang digagas Kepala Staf Kepresidenan RI 2018–2024 Jenderal TNI (Purn) Moeldoko melalui forum Sakuranesia “Friend-Ship” Japan–Indonesia Cultural Dialogue di Paviliun Indonesia, Expo Osaka 2025 itu, diharapkan dapat membuka peluang kerja sama seni yang menjanjikan, mulai dari pertukaran karya, kolaborasi pameran lintas negara, hingga program residensi untuk seniman muda Indonesia dan Jepang.
"Sebagai aktor formal, saya sudah selesai. Tetapi sebagai prajurit, saya adalah prajurit yang tidak pernah mati, old soldier never die. Kini saya juga berkomitmen untuk memilih jalur budaya sebagai arena salah satu perjuangan untuk kemajuan bersama," ujar Moeldoko dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara utama dalam diskusi yang bertema “Peace, Human Security, & Dignity" yang dihadiri pewaris generasi ke-19 dari keluarga Tokugawa, salah satu klan paling berpengaruh dalam sejarah Jepang.
Baca juga: Seniman Jepang lukis kucing Prabowo untuk tampil di World Expo Osaka
Diketahui, Bunta Inoue dikenal dengan karya-karyanya yang memadukan filosofi Zen, teknik tradisional Jepang seperti washi dan emas lembaran serta kesadaran ekologis. Sementara Nasirun mewakili kebudayaan Nusantara, mulai dari wayang kulit, mitologi Jawa, hingga satire sosial, dalam bentuk lukisan dan instalasi.
Keduanya mewakili kekuatan budaya sebagai diplomasi soft power, yang tidak bersaing untuk menang, tetapi bersanding untuk memahami. Pertemuan itu diharapkan dapat membangun negara berperasaan.
Dalam konteks global yang penuh ketegangan geopolitik dan krisis iklim, menurut Moeldoko, dialog antar-budaya seperti ini membawa pesan perdamaian, martabat manusia, dan empati lintas batas.
Baca juga: Pelukis Nasirun pecahkan tiga rekor MURI
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.