Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas bola basket putri Indonesia Andrie Ekayana mengatakan timnya kalah dalam persentase tembakan tiga angka, sehingga menuai kekalahan 45-75 melawan Selandia Baru dalam gim kedua Grup A FIBA Women’s Asia Cup 2025 Division A.
Ia menjelaskan, dalam pertandingan yang diselenggarakan di Shenzhen Sports Center, China, Selasa, itu Adelaide Callista dan kawan-kawan belum mampu mempertahankan sisi luar, sehingga berhasil dimanfaatkan oleh lawan.
"Kami berusaha memperkuat area dalam, tetapi hal yang kalah jauh adalah persentase tembakan tiga angka mereka (Selandia Baru)," kata pria yang kerap disapa Coach Yayan, dalam pernyataan usai pertandingan yang dikutip di Jakarta.
Dia menjelaskan, skuad asuhannya akan mengambil pelajaran dari kegagalan mengantisipasi tembakan lawan itu.
Ditambah, tantangan menghadapi pemain yang berukuran besar (oversize), menjadi catatan sendiri bagi Garuda Pertiwi.
"Pelajaran hari ini, kami berusaha menghadapi tekanan dari lawan yang posturnya besar, tinggi, dan karakter bertahan yang ketat dan keras," ujar dia.
Baca juga: Indonesia kalah lawan Selandia Baru di Divisi A Piala Asia Putri 2025
Coach Yayan menambahkan, untuk menghadapi Korea Selatan pada gim ketiga fase grup A, pada Rabu (16/7) mendatang, timnas tersebut akan fokus memperkuat sisi pertahanan, serta menciptakan ritme yang bagus untuk mencetak poin.
Pada laga itu, pebasket Selandia Baru Esra Goldrick menjadi pemain yang mencetak poin terbanyak di antara rekan setim maupun lawan.
Forward berumur 25 tahun itu membukukan 18 poin, enam rebound, dan tiga assist, guna membawa timnya meraih kemenangan.
Sementara itu, kekalahan tersebut merupakan yang kedua bagi timnas putri Indonesia, setelah Senin (14/7) lalu, mereka dibantai 59-100 oleh tuan rumah China.
Hasil negatif itu juga memperkecil peluang Indonesia untuk lolos dari fase Grup A FIBA Women’s Asia Cup 2025 Division A.
Baca juga: 12 pemain dan jadwal timnas di FIBA Women's Asia Cup 2025 Division A
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.