Pejabat Peringatkan Memburuknya Situasi Kemanusiaan di Gaza

3 hours ago 3

Gaza (ANTARA) - Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (11/5) memperingatkan bahwa situasi kesehatan dan kemanusiaan di Gaza dapat semakin memburuk jika Israel terus melanjutkan blokadenya terhadap daerah kantong tersebut.

Sekitar 64 persen pasokan medis di Gaza telah habis akibat blokade yang terus dilakukan Israel terhadap titik-titik perlintasan, ungkap otoritas kesehatan di Gaza pada Minggu.

"Indikator-indikator kekurangan obat memburuk dengan cepat, dengan 43 persen stok obat-obatan penting dalam kondisi kosong, naik 6 persen dibandingkan bulan lalu," kata otoritas setempat dalam sebuah pernyataan pers.

Unit gawat darurat, ruang operasi, dan unit perawatan intensif terpaksa beroperasi dengan persediaan obat yang menipis, sementara jumlah pasien yang sakit kritis terus meningkat, kata mereka. Lebih lanjut mereka mengatakan pasien gagal ginjal, tumor, penyakit darah, penyakit jantung, serta penyakit tidak menular menjadi kelompok yang paling terdampak.

"Pendudukan Israel menghalangi anak-anak keluar dari Gaza untuk mendapatkan perawatan di saat Jalur Gaza mengalami kekurangan alat bantu setelah amputasi, seperti kaki atau tangan palsu, dan tidak adanya lingkungan yang mendukung bagi para penyandang disabilitas," ujar Bassam Zaqout, direktur bantuan medis di Gaza selatan.

Warga Palestina terlihat di lokasi pusat distribusi bantuan setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, pada 10 Mei 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Seraya mengungkapkan bahwa ada lebih dari 4.000 anak yang terdaftar dalam daftar tunggu operasi darurat, termasuk banyak kasus amputasi, Zaqout dalam pernyataan persnya menyebut gejala kelaparan akut mulai terlihat di kalangan anak-anak, yang berujung pada masalah kesehatan serius, termasuk menurunnya kekebalan tubuh, penyakit usus, dan dehidrasi mematikan.

Sementara itu, Abdel Salam Sabah, direktur Rumah Sakit Mata di Gaza, mengatakan kekurangan parah bahan habis pakai dan peralatan medis untuk operasi mata akan menyebabkan layanan operasi hampir lumpuh total, terutama untuk penyakit retina, retinopati diabetik, dan pendarahan dalam (internal bleeding).

Rumah sakit tersebut berencana mengumumkan ketidakmampuannya untuk menyediakan layanan bedah kecuali otoritas-otoritas terkait dan organisasi internasional segera turun tangan, kata sang direktur.

Pada Minggu yang sama, Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) memperingatkan di platform media sosial X bahwa "semakin lama blokade berlanjut, semakin besar pula bahaya permanen yang mengancam banyak nyawa." UNRWA menambahkan ribuan truk milik mereka hingga saat ini masih tertahan untuk memasuki Gaza.

Israel menghentikan masuknya barang dan pasokan ke Gaza pada 2 Maret, menyusul berakhirnya tahap pertama perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pada Januari lalu.

Israel kembali melancarkan serangan terhadap Gaza pada 18 Maret, yang, menurut data otoritas kesehatan di Gaza pada Minggu, telah menyebabkan 2.720 warga Palestina tewas dan 7.513 orang lainnya luka-luka.

PBB telah berulang kali memperingatkan bencana kemanusiaan yang akan terjadi di Gaza, dan melaporkan meningkatnya tanda-tanda kelaparan akut, terutama di kalangan anak-anak. Situasi kian memburuk ketika organisasi bantuan pangan asal Amerika Serikat, World Central Kitchen, pada Rabu (7/5) mengumumkan mereka akan menghentikan operasi dapur umumnya di Gaza karena menipisnya pasokan bantuan kemanusiaan, memaksa sebagian besar dapur umum di daerah kantong tersebut terpaksa ditutup akibat kehabisan stok.

Sementara itu, Amjad Shawa, direktur Jaringan Lembaga Swadaya Masyarakat Palestina di Gaza, pada Rabu memperingatkan bahwa penutupan dapur umum dapat semakin memperburuk kelaparan di Gaza.

"Dampak dari bencana kemanusiaan parah ini akan sangat memengaruhi kesehatan dan kehidupan warga, khususnya anak-anak, perempuan, lansia, dan orang yang sakit," ujar Shawa kepada Xinhua.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |