Pegiat paparkan mitigasi dana bansos untuk main judol dan beli rokok

2 hours ago 1
...Sangat ironis, jika dana bansos tersebut justru digunakan untuk bermain judol, miras, merokok, dan bahkan untuk membayar utang

Jakarta (ANTARA) - Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) sekaligus pegiat perlindungan konsumen Tulus Abadi mengatakan dua alasan larangan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf terkait penggunaan bansos untuk judi online (judol) dan rokok sulit dipatuhi secara sosiologis.

“Sangat ironis, jika dana bansos tersebut justru digunakan untuk bermain judol, miras, merokok, dan bahkan untuk membayar utang. Namun tampaknya secara sosiologis larangan/himbauan Mensos itu sulit dipatuhi oleh masyarakat penerima bansos,” kata Tulus di Jakarta pada Sabtu.

Pertama, ia mengatakan belum adanya mekanisme kontrol atau pengawasan yang ketat oleh Pemerintah agar dana bansos itu tidak disalahgunakan oleh masyarakat penerima bansos.

Bahkan, kata dia, belum ada instrumen hukum dan kebijakan untuk pengawasan di lapangan. Jadi larangan hanya berdimensi himbauan moral saja.

Kedua, ia menambahkan terkait poin pertama, secara sosiologis tantangannya sangat besar.

Baca juga: Waspadai bahaya pinjol dan judi online bagi milenial dan Gen Z

Pasalnya, saat ini menurut data, tidak kurang dari 650 ribu orang penerima dana bansos menyalahgunakan dana bansos untuk bermain judol.

“Nah, yang makin besar tantangannya adalah larangan dana bansos untuk membeli rokok. Sebab, lebih dari 32 persen (sekitar 70 juta) orang Indonesia adalah perokok aktif, dan itu rata rata justru berasal dari rumah tangga menengah bawah,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, ia memberikan saran agar Mensos sebaiknya tidak hanya melarang atau memberikan himbauan saja, tetapi juga menyiapkan tindakan dan kebijakan konkrit yang sinergis.

Untuk mitigasi hal tersebut, ia mengatakan Mensos harus bersinergi dengan Menteri Komdigi, PPATK, Kepolisian, OJK, misalnya untuk melakukan takedown secara masif terhadap aplikasi judol, yang mayoritas korbannya memang masyarakat menengah bawah, bahkan anak anak dan remaja.

Baca juga: Komdigi dukung swasta kampanye mobil keliling edukasi bahaya judol

Sementara untuk fenomena merokok di rumah tangga miskin, ia menilai Mensos harus menyisirnya dari hulu agar lebih efektif sehingga dana bansos tidak menjadi bancaan bandar judi online, atau juga mengalir pada taipan industri rokok.

Di samping itu, dana bansos akan lebih efektif untuk mendulang kebermanfaatan bagi masyarakat menengah bawah dan atau untuk menggerus prevalensi kemiskinan masyarakat, yang saat ini mencapai 8,5 persen dari total populasi (24,7 juta).

Baca juga: Bansos - subsidi Rp500 triliun belum sepenuhnya tepat sasaran

Baca juga: Kemensos fasilitasi publik awasi kelayakan para penerima bansos

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |