Jakarta (ANTARA) - Ketua Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum, Yoppy Rosimin, menegaskan pihaknya belum menerima informasi resmi terkait isu pengaturan skor yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial dan disebut melibatkan atlet klub asal Kudus tersebut.
“Yang benar adalah saya sudah dengar kabar itu, tapi dari media sosial. Kalau ditulis membenarkan kan kurang tepat, karena saya hanya tahu dari rumor di medsos. Di sana pun tidak ada detail, jadi saya juga tidak tahu detailnya. Itu saja biar lebih jernih beritanya,” ujar Yoppy kepada ANTARA melalui telepon, Kamis.
Pernyataan Yoppy ini sekaligus membantah pemberitaan yang menyebut ia membenarkan adanya atlet PB Djarum yang terlibat dalam dugaan kasus tersebut.
Baca juga: KOI soal pengaturan skor bulu tangkis: Ada sanksi jika pelanggaran
Yoppy menegaskan hingga kini tidak ada informasi resmi yang diterima PB Djarum, baik dari federasi maupun lembaga terkait. Karena itu, pihaknya belum mengambil langkah apa pun menyikapi kabar tersebut.
“Secara resmi belum tahu dan belum ada. Di internal juga sama, kami hanya dengar dari medsos. Kalau betul ada, pasti kami patuh terhadap prosedur. Tapi sekarang belum ada bukti, belum ada nama yang jelas,” katanya menambahkan.
Menurut Yoppy, kabar yang beredar masih simpang siur sehingga PB Djarum memilih menunggu informasi resmi dari pihak berwenang sebelum bersikap lebih jauh.
Sebelumnya, isu dugaan pengaturan skor mencuat di media sosial dengan menyebut tujuh atlet bulu tangkis Indonesia terlibat dalam praktik tersebut.
Baca juga: Alwi Farhan naik empat peringkat ke posisi 17 dunia
Dari jumlah itu, tiga di antaranya disebut masih aktif sebagai atlet nasional, sementara empat lainnya merupakan mantan pemain binaan klub besar.
Hingga kini belum ada konfirmasi resmi mengenai kebenaran kabar tersebut.
Wakil Ketua Umum III PP PBSI Armand Darmadji sebelumnya juga menegaskan pihaknya belum mengetahui secara pasti terkait isu yang berkembang.
Baca juga: Putri KW geser Gregoria dalam daftar peringkat dunia
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.