Beirut (ANTARA) - Parlemen Lebanon menggelar sidang pada Kamis (9/1) untuk memilih presiden baru setelah dua tahun kekosongan politik di negara tersebut.
Sidang parlemen yang dipimpin oleh Ketua Parlemen Nabih Berri ini merupakan yang ke-13 sejak 2022 untuk memilih pengganti Michel Aoun, yang mengakhiri masa jabatannya pada 31 Oktober 2022.
Lebih dari 100 anggota di parlemen dengan 128 kursi itu hadir dalam sidang tersebut, menurut laporan jurnalis Anadolu.
Seorang kandidat memerlukan dua pertiga suara, atau 86 anggota parlemen, untuk lolos ke tahap pertama pemilihan presiden.
Mayoritas mutlak diperlukan dalam putaran-putaran berikutnya.
Setidaknya 81 anggota parlemen Lebanon telah menyatakan dukungan untuk kepala angkatan bersenjata Joseph Aoun, dan menjadikannya kandidat yang paling mungkin untuk menduduki posisi tersebut, menurut pernyataan resmi dari partai dan blok politik.
Sidang parlemen pada Kamis ini juga dihadiri oleh beberapa diplomat asing, termasuk utusan khusus Prancis Jean-Yves Le Druan serta para duta besar dari Komite Quint (Mesir, Prancis, AS, Qatar, dan Arab Saudi) yang mengikuti perkembangan terkait kekosongan presiden di Lebanon.
Kursi presiden telah kosong lebih dari dua tahun, selama periode tersebut, lanskap politik dan keamanan Lebanon telah dipengaruhi secara signifikan oleh meningkatnya konflik dengan Israel.
Menurut Konstitusi Lebanon, presiden haruslah seorang Kristen Maronit, perdana menteri seorang Muslim Sunni, dan ketua parlemen seorang Muslim Syiah.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PBB kembali sampaikan dukungan ke Lebanon
Baca juga: 81 anggota parlemen berencana dukung Joseph Aoun untuk Pilpres Lebanon
Baca juga: Lebanon laporkan lagi 6 pelanggaran Israel terhadap gencatan senjata
Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025