Pakar usul tiga langkah strategis wujudkan pesan Deklarasi Istiqlal

5 days ago 2

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Oman Fathurrahman mengusulkan tiga langkah strategis dalam mewujudkan pesan-pesan Deklarasi Istiqlal melalui kebudayaan.

Deklarasi Istiqlal ini lahir saat Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia. Deklarasi tersebut diteken Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang menekankan pentingnya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan di tengah keberagaman.

"Kerukunan umat beragama harus dimaksudkan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat luhur kemanusiaan, meski saling berbeda," ujar Oman dalam keterangannya saat Ngaji Budaya yang diinisiasi Kementerian Agama di Jakarta, Kamis.

Tiga langkah strategis itu, pertama, penguatan literasi keagamaan berbasis budaya dengan memperdalam bacaan dan literasi keagamaan melalui tradisi serta artefak budaya Nusantara.

Kedua, memperbanyak dialog lintas agama dan budaya guna menekankan persamaan daripada mempermasalahkan perbedaan.

Ketiga, melestarikan tradisi dan artefak budaya yang bernafaskan agama sebagai cerminan bagaimana umat menghayati dan mengekspresikan ajaran agamanya.

"Nilai-nilai agama seharusnya menjadi solusi atas terjadinya kejahatan kemanusiaan dan kerusakan lingkungan," kata dia.

Oman juga mengajak para pemuka agama, umat beragama, dan santri untuk terlibat aktif dalam isu perubahan iklim dan peduli terhadap lingkungan.

"Tanggung jawab moral kita sebagai umat beragama adalah memastikan bahwa bumi tetap lestari untuk generasi mendatang," kata dia.

Sementara itu, Susi Ivvaty dari Lesbumi NU menyoroti bagaimana Islam di Nusantara berkembang dalam harmoni dengan budaya lokal.

Ia menjelaskan bahwa kebudayaan Islam Nusantara merujuk pada pengembangan Islam di wilayah kepulauan Nusantara, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei, serta sebagian Filipina dan Thailand Selatan.

"Islam di Nusantara tidak hadir dalam ruang hampa, melainkan beradaptasi dengan tradisi lokal dan budaya pribumi setempat," ujar Susi.

Menurutnya, proses akulturasi ini melahirkan toleransi, inklusivitas, dan harmoni antara Islam dan budaya-budaya lokal.

Susi menegaskan bahwa keberagaman budaya bukanlah ancaman bagi agama, melainkan aset yang memperkaya ekspresi keberagamaan di masyarakat.

"Islam di Nusantara telah membuktikan bahwa agama dan budaya bisa berjalan beriringan tanpa harus saling menegasikan," kata dia.

Baca juga: Kemenag: Deklarasi Istiqlal perkuat hubungan agama dan budaya

Baca juga: Kemenag ajak pemuda terapkan nilai Deklarasi Istiqlal lewat budaya

Baca juga: Deklarasi Bersama Istiqlal akan ditindaklanjuti dalam program nyata

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |