Ahli lingkungan China berupaya dorong kerja sama iklim global

4 hours ago 1

Nanning (ANTARA) - Zhang Xingying, Wakil Ketua Departemen Teknologi dan Perubahan Iklim yang dinaungi Administrasi Meteorologi China sekaligus salah satu anggota Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (Chinese People's Political Consultative Conference/CPPCC), mengabdikan diri untuk menyusun serangkaian usulan terkait pemantauan pengurangan emisi karbon, pengoptimalan pemeriksaan lembaga lingkungan hidup China, serta peningkatan kerja sama iklim internasional, yang akan diajukannya dalam pertemuan Dua Sesi tahun ini.

Menjelang Dua Sesi, yang merupakan agenda politik penting di China, Zhang terlihat sibuk di beberapa pabrik dan perusahaan untuk mengumpulkan data secara langsung dan menyusun pedoman mengenai langkah-langkah pengurangan emisi dan penerapan metode ramah lingkungan. "Mengatasi perubahan iklim bukanlah sekadar 'pilihan ya atau tidak,' melainkan sebuah keharusan," tekan Zhang.

"Kami tidak hanya harus menjaga lingkungan hidup yang bersih di dalam negeri, tetapi juga harus membagikan pengalaman dan teknologi kami kepada komunitas-komunitas internasional, termasuk ASEAN," ujar Zhang.

Zhang telah beberapa kali menghadiri Dua Sesi. Sejumlah usulannya pun telah dituangkan ke dalam langkah-langkah kebijakan. Salah satu contohnya adalah usulan terkait risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh krisis iklim yang diajukan oleh Zhang pada 2024.

Usulan tersebut menarik perhatian lembaga-lembaga pemerintah China dan akhirnya menjadi bagian dari rencana aksi pemerintah China. Rencana aksi itu mengumumkan dan mengimplementasikan banyak mekanisme kerja dan teknologi pemantauan iklim serta perlindungan bagi masyarakat rentan.

Wakil Ketua Departemen Teknologi dan Perubahan Iklim di bawah naungan Administrasi Meteorologi China Zhang Xingying (Xinhua)

Baru-baru ini, Zhang ditugaskan ke Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi di China selatan. Di sana, dia menyaksikan dampak perubahan iklim terhadap industri tebu, salah satu industri penting di daerah tersebut.

"Perubahan iklim, yang memicu kekeringan dan banjir serta merusak infrastruktur pertanian, sangat memengaruhi harga tebu dan industri gula, yang berdampak signifikan terhadap hilirisasi dan pendapatan pelaku industri," tutur Zhang. Dia menambahkan bahwa integrasi mendalam antara aksi iklim dan pembangunan ekonomi wajib dilakukan.

Berkat kedekatan geografis Guangxi dengan ASEAN, Zhang kerap berinteraksi dengan ahli-ahli iklim dari negara-negara anggota ASEAN serta bertukar pendapat dan pengalaman masing-masing perihal pengurangan emisi dan pengoptimalan lingkungan hidup.

"Inovasi dan kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi memainkan peran penting dalam upaya China mengatasi risiko iklim dan pembangunan komunitas umat manusia dengan masa depan bersama," demikian Zhang menuturkan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |