Solo (ANTARA) - Organisasi Sedulur Kayu dan Mebel (Sekabel) menyebutkan pembukaan pasar baru menjadi salah satu solusi dalam menghadapi ketidakpastian situasi global yang saat ini sedang terjadi, termasuk kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Kami akan konsolidasi, melihat situasi global politik, situasi global ekonomi yang tidak stabil ini," kata Ketua Umum Organisasi Sekabel Setyo Wisnu Broto di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan selama ini Amerika Serikat merupakan pasar yang cukup besar untuk produk kayu asal Indonesia.
Pihaknya mencatat total ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat mencapai lebih dari 12,7 miliar dolar AS.
"Amerika menempati salah satu pasar terbesar kami. Market share mereka mendekati 30 persen," katanya.
Terkait dengan tarif yang dibebankan oleh Amerika Serikat kepada Indonesia sebesar 32 persen, dikatakannya, berdampak pada tertundanya pengiriman pesanan dari pasar Amerika yang terlanjur masuk ke Indonesia.
"Donald Trump (Presiden Amerika Serikat) menyampaikan ada masa negosiasi selama 90 hari. Ini yang pending, bulan cancel, diminta untuk disimpan secepat-cepatnya, supaya jika 90 hari itu akhirnya negosiasi gagal, yang (terkena tarif) 32 persen itu barang yang sudah diorder masuk ke sana," katanya.
Meski demikian, menurut dia, hal tersebut bukan merupakan penyelesaian yang memuaskan.
Ia mengatakan yang dibutuhkan sekarang adalah pengusaha Indonesia tidak boleh lagi menggantungkan pasar ke Amerika Serikat.
"Kita buka pasar nontradisional. Selama ini kan Amerika yang terbesar, kemudian negara-negara di Eropa," katanya.
Ia mengatakan saat ini yang harus dilakukan adalah mau tidak mau pengusaha Indonesia harus menggarap potensi pasar negara lain.
Ia menilai beberapa negara yang cukup potensial untuk menjadi pasar baru ekspor Indonesia, di antaranya negara-negara di kawasan Timur Tengah.
"Selain itu, India juga memiliki populasi besar, China besar," katanya.
Langkah lain adalah kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk masuk BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) juga akan dimanfaatkan untuk penetrasi pasar.
Meski mulai menggagas potensi pasar baru, pihaknya tetap berharap pemerintah dapat lebih melakukan langkah cerdas lagi ketika bernegosiasi dengan Amerika Serikat.
Baca juga: HIMKI: Mebel Jepara harus siap bersaing dengan mebel Tiongkok
Baca juga: HIMKI siap diversifikasi pasar ekspor, antisipasi tarif 25 persen AS
Baca juga: Wamenperin: Regulasi industri mebel dan furnitur dipermudah
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025