Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mencatat bahwa bahwa pasar saham domestik ditutup melemah pada akhir Februari 2025 di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 11,8 persen secara month to date (mtd) atau 11,43 persen secara year to date (ytd) pada 28 Februari 2025 ke level 6.270,60.
“Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.879,86 triliun, atau turun sebesar 11,68 persen mtd, atau secara ytd turun sebesar 11,8 persen,” kata Inarno dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulanan (RDKB) Februari 2025, di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, kata Inarno lagi, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp18,19 triliun mtd, atau secara ytd net sell tercatat sebesar Rp21,9 triliun.
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat sebesar 1,14 persen mtd atau naik secara ytd sebesar 1,92 persen. Investor non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp8,86 triliun secara mtd, atau secara ytd net buy sebesar Rp13,51 triliun.
Adapun di industri pengelolaan investasi, nilai asset under management (AUM) tercatat sebesar Rp822,65 triliun per 28 Februari 2025, turun 0,78 persen mtd atau 2,16 persen ytd. Reksa dana tercatat net subscription sebesar Rp3,03 triliun secara mtd atau secara ytd net subscription sebesar Rp0,44 triliun.
Terkait dengan penghimpunan dana di pasar modal, Inarno mengatakan bahwa hal ini masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp20,74 triliun melalui satu penawaran umum terbatas dan 11 penawaran umum berkelanjutan.
“Sementara itu masih terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp42,56 triliun,” kata dia lagi.
Untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 25 Februari 2025, terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 759 penerbitan efek dari 492 penerbit, 176.119 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,43 triliun.
Pada bursa karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 28 Februari 2025, tercatat 110 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.578.000 tCO2e dan akumulasi nilai kira-kira sebesar Rp77,25 miliar.
Terkait derivatif keuangan, sejak tanggal 10 Januari 2025 hingga 28 Februari 2025, Inarno menyebutkan bahwa terdapat 111 pelaku dan 14 penyelenggara berdasarkan berita acara serah terima (BAST) antara OJK dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
“Tercatat total volume transaksi derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek itu sebesar 98.684 lot dan akumulasi nilai sebesar Rp455,53 triliun sejak tanggal 1 Januari 2025 hingga 25 Februari 2025,” kata Inarno.
Baca juga: IHSG diperkirakan mendatar seiring sentimen domestik dan global
Baca juga: IHSG diprediksi variatif di tengah sentimen domestik dan global
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025