Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap bahwa upaya pemerintah Indonesia dalam menegosiasikan kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) mendapatkan hasil positif sehingga bisa menjaga pertumbuhan asuransi marine cargo yang kinerjanya bergantung pada pergerakan ekspor dan impor.
“Saat ini pemerintah Indonesia tengah menempuh jalur negosiasi dalam rangka menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS dengan memposisikan AS sebagai mitra kerja,” ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono di Jakarta, Jumat.
Ia menyatakan bahwa salah satu strategi pemerintah dalam upaya negosiasi tersebut adalah meningkatkan volume komoditas impor dari AS, terutama produk agrikultur dan engineering.
Pemerintah Indonesia juga menawarkan sejumlah insentif fiskal dan nonfiskal kepada AS, yang diharapkan dapat menjaga daya saing ekspor Indonesia ke AS dan mendorong impor dari AS ke Indonesia.
Baca juga: Soal tarif Trump, OJK optimis dapat kurangi risiko pembiayaan industri
“Hal ini diharapkan akan menjaga asuransi marine cargo tetap tumbuh dengan adanya stabilitas bahkan peningkatan volume perdagangan,” ujar Ogi.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya tetap optimistis pertumbuhan asuransi marine cargo di Indonesia akan tetap positif pada tahun ini.
Ia menuturkan bahwa tahun lalu pertumbuhan asuransi marine cargo tercatat positif, meskipun pendapatan premi lini asuransi tersebut mengalami penurunan per akhir Februari 2025.
“Sampai dengan akhir tahun 2024, premi asuransi marine cargo masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,29 persen yoy (year-on-year,) meskipun sampai dengan akhir Februari 2025, premi asuransi marine cargo sedikit mengalami penurunan yaitu sebesar 0,44 persen yoy,” kata Ogi Prastomiyono.
Baca juga: Great Eastern rilis asuransi angkutan barang premi mulai 0,1 persen
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat bahwa asuransi marine cargo merupakan salah satu dari delapan lini bisnis asuransi umum yang mengalami pertumbuhan premi yang positif pada 2024, sementara tujuh lini bisnis lainnya mengalami kontraksi.
Delapan lini bisnis tersebut adalah asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, asuransi marine cargo, asuransi marine hull, asuransi energi off shore, asuransi tanggung gugat (liability), asuransi kesehatan, dan miscellaneous insurance.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025