Ngaji Budaya ajak pemuda cintai seni tanpa tinggalkan nilai agama

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menggelar acara Ngaji Budaya: Haflah Mawlid al-Rasul sebagai media dalam mengajak para pemuda untuk mencintai seni dan budaya tanpa meninggalkan nilai-nilai agama.

"Mereka (anak-anak muda) sangat dinamis, cepat menerima informasi, dan membutuhkan asupan informasi serta konten yang edukatif. Budaya adalah fondasi bangsa, dan jangan pernah lupa pada ajaran agama sebagai pegangan," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Abu Rokhmad dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Ngaji Budaya yang digelar Kemenag ini sebagai bagian dari rangkaian Blissful Mawlid yang digelar di UIN Walisongo, Semarang. Sekitar seribuan mahasiswa ikut dalam gelaran tersebut. Penampilan band Letto dan Gamelan Kiai Kanjeng turut mewarnai acara.

Baca juga: Buka Ngaji Budaya, Menag: Muharam sarana penajaman nurani umat Islam

Menurut Abu, pendidikan melalui kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari jati diri bangsa. Ia mendorong generasi muda untuk bersikap terbuka terhadap arus informasi global, namun tetap berakar pada tradisi dan spiritualitas.

"Generasi muda boleh progresif, tetapi jangan sampai kehilangan akar, atau dalam istilah Jawa disebut wes ora njowo," kata dia.

Sementara itu, Plt. Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi mengungkapkan agama dan budaya memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dalam dakwah.

"Relasi antara agama dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan. Seni menjadi instrumen yang membuat nilai-nilai agama lebih mudah diterima dan tidak terasa kering," katanya.

Baca juga: Kemenag gelar Ngaji Budaya dorong tradisi jadi pilar moderasi beragama

Zayadi juga mengingatkan Ngaji Budaya merupakan bentuk aktualisasi tradisi dakwah Walisongo, yang memanfaatkan seni dan budaya sebagai media penyebaran Islam yang damai dan kontekstual.

Kasubdit Seni Budaya dan Siaran Keagamaan Islam Wida Sukmawati turut mengingatkan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya.

"Kalau generasi muda tidak diperkenalkan pada budaya, mereka bisa kehilangan akar budayanya. Bisa terjadi loss budaya," ujarnya.

Kehadiran peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa UIN Walisongo, mahasiswa UIN Yogyakarta, hingga masyarakat umum, menunjukkan bahwa Ngaji Budaya telah menjadi ruang inklusif yang menghubungkan nilai agama, seni, dan kehidupan sosial.

Kemenag berharap kegiatan ini dapat memperkuat spiritualitas sekaligus menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya bangsa.

Baca juga: Kemenag ajak pemuda terapkan nilai Deklarasi Istiqlal lewat budaya

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |