Jakarta (ANTARA) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak hanya memberi gizi untuk anak-anak sekolah, tetapi juga menjadi penopang ekonomi ribuan pekerja dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Hal itu dirasakan Maria Sudilaksana Mega (42), relawan di SPPG Khusus Tangerang Selatan, Banten. Ibu tunggal dua anak yang kini hamil enam bulan itu mengaku hidupnya sangat terbantu dengan adanya MBG, apalagi sejak berpisah dengan suaminya tujuh bulan lalu.
"Sedih, lah, saya. Saya enggak tahu mau kerja di mana lagi untuk menghidupi anak-anak saya. Mana saya baru saja berpisah dengan suami saya tujuh bulan lalu dan baru tahu kalau ternyata saya hamil," ujar Mega di Tangerang Selatan, Jumat.
Sehari-hari Mega bertugas sebagai juru racik, yakni menyiapkan bahan makanan dan bumbu sebelum diolah oleh juru masak. Ia bekerja bersama 46 orang lainnya di dapur MBG Tangerang Selatan yang setiap hari memproduksi 3.300 porsi makanan untuk anak sekolah.
Baca juga: UMKM pemasok ikan di Tangsel raup untung dan berdaya berkat MBG
Tugas-tugas di dapur itu terbagi mulai dari kepala SPPG, akuntan, ahli gizi, tim persiapan, juru masak, tim pemorsian, pengemasan, distribusi, hingga pencuci ompreng.
Mega mengaku sempat khawatir pekerjaannya akan terhenti setelah pihak dapur tahu dirinya hamil. Namun pengelola tetap memperbolehkannya bekerja dengan jadwal shift yang lebih ringan.
"Pas saya hamil, saya selalu masuk shift siang (13.00–21.00 WIB)," katanya.
Lewat program ini Mega mengaku sangat terbantu untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
"Alhamdulillah, saya bisa menyekolahkan anak saya dan juga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.
Mega juga merasa bangga bisa ikut menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak, termasuk anaknya sendiri yang kini duduk di kelas 4 SD.
Baca juga: Partisipasi masyarakat membuat MBG program pro-rakyat berdampak luas
"Saya bangga dikasih amanat untuk bekerja di sini. Kepada Bapak Presiden, saya ingin menyampaikan banyak terima kasih sudah memberikan makanan bergizi untuk anak-anak saya, juga anak-anak lainnya," ujar Mega.
Menanggapi desakan agar Program MBG dihentikan sementara akibat sejumlah insiden keamanan pangan, Mega tegas menolak. Baginya, program ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan penyelamat hidup.
Bahkan ia selalu berpesan kepada anak-anaknya agar menghargai setiap makanan yang mereka terima.
"Saya bilang, tolong hargai ibumu dan orang-orang yang sudah masakin kamu. Mereka bekerja dari jam satu malam. Jadi habiskan makanannya. Kalau ada yang enggak suka, bawa pulang. Jangan pernah sia-siakan makanan," kata Mega.
Baca juga: Saripah dapat berkah MBG, ibu kerja di dapur & anak dapat asupan gizi
Baca juga: MBG buka lapangan kerja, anak satpam bisa ikut nafkahi keluarga
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.