Ternate (ANTARA) - Di tengah hiruk pikuk dinamika kehidupan Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), terselip kisah penuh keteguhan dari seorang perempuan tua yang bekerja sebagai penyapu jalan.
Namanya Nursadek Musa. Di usianya yang telah menginjak 75 tahun, Nenek Nursadek, demikian dia biasa dipanggil, akhirnya akan mewujudkan impian terbesarnya yakni menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah.
Sejak 1996, dengan sapu lidi, Nenek Nursadek dengan penuh semangat menyusuri trotoar dan jalanan Kota Ternate. Ia bukan hanya menyapu debu dan daun-daun kering, tapi juga menanam harapan dalam setiap langkahnya, harapan untuk bisa menjadi tamu Allah di Tanah Suci.
Dengan upah Rp 300 ribu per bulan di masa awal pekerjaannya, Nenek Nursadek mulai menabung sedikit demi sedikit. Tahun berganti tahun, ratusan bulan berlalu, semangatnya tidak pernah surut. Ia menyisihkan rupiah demi rupiah, bukan untuk rumah mewah atau kendaraan, melainkan untuk memenuhi panggilan spiritual yang sudah tertanam dalam hatinya.
Pada tahun 2013, setelah 17 tahun menabung, ia berhasil mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji (CJH) di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Ternate.
Wajahnya bersinar haru saat namanya tercatat dalam antrean panjang calon jemaah. Namun, perjalanannya belum berakhir di sana. Butuh waktu tambahan dan perjuangan lebih keras untuk bisa benar-benar berangkat.
Tahun 2025 akhirnya menjadi titik terang dalam kisah panjang itu. Namanya tercantum sebagai salah satu dari 265 jemaah haji asal Ternate. Ia tergabung dalam kloter 17, bersama para jemaah lainnya yang juga membawa cerita dan harapan masing-masing.
Perjalanan menuju Tanah Suci bukan tanpa rintangan. Nenek Nursadek sempat mengalami kekurangan dana sebesar Rp 18 juta, angka yang cukup besar untuk seorang pensiunan penyapu jalan.
Baca juga: Nenek Sutiah, Calhaj Lampung berusia 107 tahun
Halaman berikut: Bagaimana Nenek Nursadek mendapat bantuan ongkos naik haji
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025