Natal, tahun baru, dan kebersamaan di saat sulit

2 hours ago 3
Di tengah tekanan ekonomi, bencana alam, dan dinamika global yang tidak mudah diprediksi, perayaan Natal dan tahun baru menjadi lebih dari sekadar momen perayaan. Ia menjadi waktu untuk menyatukan tekad: menjaga kebersamaan, memperkuat solidaritas, d

Jakarta (ANTARA) - Natal dan tahun baru sejatinya adalah ruang jeda untuk refleksi kolektif: merenungkan apa yang telah terjadi dan mengikat harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Tahun ini, perayaan tersebut berlangsung di tengah dinamika ekonomi yang kompleks. Di satu sisi, berbagai indikator makro menunjukkan pertumbuhan yang masih relatif solid, tetapi di sisi lain, banyak rumah tangga dan pelaku usaha merasakan tekanan ekonomi yang nyata.

Ditambah lagi, bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera mempertebal lapisan tantangan sosial-ekonomi yang harus dihadapi masyarakat.

Di tengah situasi seperti ini, makna kebersamaan menjadi semakin penting. Bukan hanya sebagai simbol perayaan, tetapi sebagai kekuatan sosial yang nyata dalam menghadapi kesulitan bersama.

Makna kebersamaan

Kebersamaan dalam konteks Natal dan tahun baru tahun ini tidak lagi semata ritual budaya atau religius, tetapi menjadi wujud nyata solidaritas dalam menghadapi tekanan kehidupan.

Ketika banyak keluarga harus mempertimbangkan kembali pengeluaran mereka untuk menyesuaikan dengan kenaikan biaya kebutuhan pokok, kebersamaan berubah dari barang mewah menjadi kebutuhan emosional dan sosial.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi, tapi pertumbuhannya relatif moderat, mencerminkan kehati-hatian konsumen dalam berbelanja, seiring tekanan terhadap daya beli yang masih dirasakan oleh masyarakat luas.

Berdasarkan data resmi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen pada Triwulan II 2025, kemudian 5,04 persen pada Triwulan III 2025 (year-on-year), meski dalam konteks global yang tidak sepenuhnya stabil.

Angka-angka tersebut tidak selalu tercermin dalam pengalaman harian semua warga negara. Di sejumlah wilayah, terutama daerah industri dan sektor produktif kecil, tekanan pada pendapatan rumah tangga tetap terasa.

Selain itu, ketidakpastian di pasar tenaga kerja dan meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor turut memperkuat perasaan was-was di kalangan pekerja dan keluarganya. Ini menandakan bahwa kebersamaan sosial yang berupa saling dukung, gotong royong, maupun bantuan komunitas menjadi penopang penting bagi banyak orang di luar statistik resmi.

Baca juga: Makna mendalam di balik simbol-simbol khas perayaan Natal

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |