Makkah (ANTARA) - Musytasyar Diny (konsultan ibadah) PPIH Arab Saudi Abdul Moqsith Ghazali mengatakan Arafah menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan ibadah haji, artinya tidak sah haji seseorang tanpa berwukuf di Arafah.
"Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa haji adalah Arafah. Maka Arafah ini menjadi bagian terpenting dari seluruh rangkaian haji," ujar Moqsith di Makkah, Jumat.
Moqsith mengatakan peserta haji wajib untuk wukuf di Arafah, baik yang sehat maupun yang sakit. Pasalnya, wukuf di Arafah menjadi salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan oleh jamaah calon haji dari seluruh dunia.
Mengingat pentingnya wukuf ini, seluruh jamaah haji wajib dibawa ke Arafah, selagi masih memungkinkan untuk dibawa ke Arafah.
"Jamaah haji dalam kondisi apa pun selagi masih bisa dibawa ke Arafah, harus di bawa ke Arafah, walaupun dalam keadaan berbaring," kata dia.
Bagi jamaah yang uzur, bisa melaksanakan wukuf dengan skema safari wukuf, baik yang diselenggarakan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena sakit, maupun safari wukuf bagi jamaah lansia.
"Ini menunjukkan bagaimana pentingnya wukuf di Arafah," kata dia.
Moqsith menjelaskan Arafah menjadi istimewa karena disebutkan di Al Quran dengan kata Arafaat, yang artinya Arafah-arafah. Arafah ini memiliki beberapa makna, di antaranya adalah sebagai ruang perjumpaan antara Nabi Adam dan Siti Hawa. Arafah menjadi ruang bagi mereka untuk saling mengenal kembali setelah berpisah ratusan tahun.
Makna kedua, Arafah adalah tempat Malaikat Jibril memperkenalkan ritus-ritus tempat menunaikan ibadah haji dan manasik haji kepada Nabi Ibrahim. Lalu Jibril bertanya kepada Ibrahim, "Apakah kamu mengetahui?". Kemudian Ibrahim menjawab "Araftu, saya mengenalnya."
"Makanya dikenal sebagai Arafah," kata Moqsith.
Wukuf di Arafah dimulai dari tanggal 9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari hingga 10 Dzulhijjah saat fajar. Moqsith menjelaskan, selama wukuf di Arafah, tidak ada bacaan wajib sebagaimana ibadah shalat.
Baca juga: PPIH akselerasi distribusi kartu Nusuk jamaah calon haji
Baca juga: Jamaah yang belum terima Nusuk diminta segera melapor ke ketua Kloter
Seluruh ibadah haji adalah rukun fi'li (tindakan), tidak seperti shalat yang mewajibkan rukun qauli (ucapan seperti membaca takbir, Alfatihah, dan lainnya).
Untuk ibadah fi'li tindakan wukuf ini, kata Moqsith, adalah tindakan yang pasif, tidak aktif seperti tawaf atau sa'i.
"Saat wukuf, jamaah haji cukup berdiam diri saja. Jamaah cukup duduk, berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT. Meminta semua yang dibutuhkan oleh jamaah," katanya.
Moqsith mengatakan Arafah bukan bagian dari Makkah, berbeda dengan Muzdalifah dan Mina yang masih menjadi bagian dari Makkah. Namun Nabi Muhammad SAW bersabda, sebaik-baik doa adalah di Arafah.
Karena itu, ia mengimbau kepada jamaah agar memanjatkan doa sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya saat wukuf.
"Arafah adalah perjumpaan langsung antara Allah dan hamba-Nya. Maka berdoalah sebaik mungkin. Mendoakan orang lain dengan baik," kata Moqsith.
Mengingat sucinya wukuf ini, ia mengimbau jamaah selama di Arafah agar tidak mencaci orang lain.
Selama di Arafah, jamaah akan salat Dzuhur berjamaah dan mendengarkan khutbah, dilanjutkan berdoa. Selain berdoa, jamaah diimbau untuk memperbanyak dzikir dan membaca Al Quran.
Moqsith mengimbau jamaah agar selama di Arafah cukup berdiam diri di dalam tenda, mengingat cuaca nanti sangat panas.
"Karena cuaca ekstrem, kami imbau jamaah untuk wukuf di dalam tenda. Kecuali ingin ke toilet," kata dia berpesan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jamaah calon haji wajib menjaga larangan ihram saat wukuf Arafah.
"Seluruh jamaah haji wajib meninggalkan hal-hal yang diharamkan ihram saat wukuf di Arafah," kata dia.
Baca juga: Jamaah haji diingatkan saling jaga dan tolong menolong di Tanah Suci
Baca juga: Jamaah calon haji diminta tak pergi sendirian saat keluar hotel
Baca juga: Kemenkes catat 99 calon haji Indonesia terserang pneumonia
Pewarta: Asep Firmansyah dan Andika Wahyu
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025