Muncul emas di Sungai Eufrat yang mengering, apakah tanda kiamat?

1 month ago 12

Jakarta (ANTARA) - Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan video dan foto warga Kota Raqqa, Suriah, yang berbondong-bondong menuju tepian Sungai Eufrat yang mengalami penyusutan aliran air.

Mereka mendatangi lokasi tersebut setelah terlihat gundukan tanah yang memantulkan kilau, diduga mengandung emas mentah. Fenomena ini terjadi seiring dengan semakin surutnya aliran sungai, hingga dasar sungai pun tampak jelas di permukaan.

Masyarakat setempat tampak menggali tanah siang malam dengan alat seadanya seperti cangkul dan sekop, berharap menemukan logam berharga. Sementara itu, seorang insinyur geologi bernama Khaled al-Shammari menyampaikan bahwa diperlukan kajian geologis yang lebih mendalam untuk memastikan apakah material tersebut benar-benar emas atau sekadar mineral lain yang tampak serupa.

Ia juga mengimbau warga untuk tetap waspada dan tidak bertindak gegabah. Fenomena ini menjadi menyita perhatian banyak orang, terlebih karena Sungai Eufrat tak hanya dikenal sebagai salah satu sungai tertua di dunia, tapi juga sering dikaitkan dengan ramalan akhir zaman dalam sejumlah kitab suci.

Tak sedikit yang bertanya-tanya, benarkah ini pertanda kiamat semakin dekat, atau hanya gejala alam biasa yang kebetulan memunculkan emas yang terpendam? Simak penjelasannya berikut ini yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Baca juga: Makna uban dalam Islam: Cahaya di hari kiamat dan pengingat ajal

Muncul emas di Sungai Eufrat yang mengering, benarkah tanda kiamat?

Mengutip dari laman Muslim.or.id, Sungai Eufrat merupakan sungai terpanjang di wilayah Asia Barat Daya, dengan panjang mencapai kurang lebih 1.740 mil. Sungai ini berhulu di Turki dan mengalir ke arah tenggara, melewati Suriah hingga ke Irak.

Menariknya, fenomena munculnya bongkahan emas di dasar Sungai Eufrat yang mengering ternyata telah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu sabdanya sebagai bagian dari tanda-tanda akhir zaman.

Dalam sebuah hadits sahih dari Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa surutnya air Sungai Eufrat hingga menyingkap gunung emas adalah pertanda dekatnya Hari Kiamat. Rasulullah SAW bersabda:

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حتَّى يَحْسِرَ الفُراتُ عن جَبَلٍ مِن ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عليه، فيُقْتَلُ مِن كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وتِسْعُونَ، ويقولُ كُلُّ رَجُلٍ منهمْ: لَعَلِّي أكُونُ أنا الذي أنْجُو

Artinya: “Kiamat tidak akan terjadi sampai Eufrat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkan-nya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkan-nya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan akulah orang yang selamat.’” (HR. Muslim No. 2894)

Makna dari kata (انحسار) dalam hadits tersebut dijelaskan sebagai tersingkapnya sesuatu yang sebelumnya tertutup karena air sungai telah surut. Hal ini seperti dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Asyqar hafizhahullah, dalam kitab Al-Qiyamah Ash-Shughra:

ومعنى انحساره: انكشافه لذهاب مائه، كما يقول النووي، وقد يكون ذلك بسبب تحول مجراه، فإن هذا الكنز أو هذا الجبل مطمور بالتراب وهو غير معروف، فإذا ما تحول مجرى النهر لسبب من الأسباب ومرّ قريباً من هذا الجبل كشفه، والله أعلم بالصواب

“Maksudnya adalah tersingkap karena airnya mengering, sebagaimana dijelaskan oleh An-Nawawi. Bisa jadi hal ini terjadi karena aliran sungai berubah arah, sehingga harta atau gunung emas yang tertimbun tanah dan tidak diketahui keberadaan-nya pun muncul ke permukaan. Dan hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui kebenaran perkara ini.” (Al-Qiyamah Ash-Shughra, hal. 199–200)

Baca juga: Di Banyumas, Rais A'am PBNU ingatkan "nahdliyin" tanda-tanda kiamat

Sementara itu, Abu 'Ubaidah dalam komentar-nya atas kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim karya Ibnu Katsir menafsirkan bahwa gunung emas dalam hadits tersebut kemungkinan bukanlah emas dalam arti harfiah. Ia menafsirkan-nya sebagai kiasan yang bisa saja merujuk pada minyak bumi, mengingat nilainya yang sangat tinggi dan menjadi rebutan banyak negara.

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa peristiwa ini akan terjadi di masa turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam ke bumi. Pada zaman tersebut, disebutkan bahwa manusia akan hidup dalam kelimpahan harta. Bisa jadi, kemunculan emas di Sungai Eufrat adalah salah satu sebab dari keberlimpahan tersebut.

Namun, perlu dicatat bahwa tidak ada dalil yang secara tegas menjelaskan bagaimana persisnya proses mengering-nya Sungai Eufrat itu akan berlangsung. Apakah benar-benar berupa emas atau dalam bentuk kekayaan lain? Kapan waktunya terjadi? Semua itu merupakan bagian dari perkara ghaib.

Yang paling penting untuk direnungkan adalah bukan soal waktunya, tetapi bagaimana setiap Muslim mempersiapkan diri. Alih-alih sibuk menebak waktu kejadian, seorang Muslim seharusnya fokus memperbaiki amal-nya dan menjaga diri dari fitnah harta yang bisa menjerumuskan.

Baca juga: Gerhana Matahari bukan tanda kiamat

Baca juga: Hoaks! Binatang tanda hari kiamat telah muncul

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |