Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A menjelaskan tanda atau gejala Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang perlu diwaspadai pada anak seperti hidung tersumbat, rinore seperti keluar ingus, demam, batuk dan terkadang susah nafas.
“Kalau pada anak kecil, bisa mengganggu proses menyusu atau makannya, berat badannya juga biasanya jadi turun,” kata Dokter Ian dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Jumat,
Ian mengatakan infeksi RSV hampir mirp dengan gejala batuk pilek biasa. Namun, pada kelompok dengan faktor resiko lebih rentan jika dialami bayi yang prematur dan dibawah usia 2 tahun yang perlu diwaspadai.
Infeksi RSV, lanjut Ian, bisa dari ringan, cuma batuk, pilek, demam biasa, namun juga bisa sampai berat menginfeksi ke paru-paru, membutuhkan oksigen, bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis hingga berisiko mengalami asma.
“Anak di bawah usia dua tahun yang datang dengan keluhannya itu batuk, demam, sesak nafas, didengerin pakai stetoskop bunyinya mengi atau kalau udah parah mungkin orang tua juga bisa dengar bunyi, nafasnya gitu, kayak orang asma, itu hampir pasti penyebabnya adalah RSV,” tutur dia.
Baca juga: RSV bisa picu bronkiolitis hingga ganggu tumbuh kembang anak
Dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyampaikan dalam mendiagnosis RSV selain infeksi paru-paru, biasanya akan dilakukan swab PCR.
Kemudian, untuk terapi RSV tergantung kondisi klinisnya, jika dengan kondisi ringan-ringan bisa dengan rawat jalan, namun bila dengan kondisi berat diperlukan rawat inap.
Lebih lanjut, Ian membagikan cara mencegah RSV dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menjalani etika ketika sedang batuk.
“Ingat, RSV bisa kena ke semua orang. Kalau kita batuk, etika batuk jangan lupa, batuknya bukan ditutup (dengan dua tangan kedepan), tapi batuknya ke sikunya kita ditutupinnya ke sana,” ujar dia.
Ian juga menekankan dalam mencegah RSV pentingnya imunisasi vaksin terutama pada ibu hamil di trimester akhir atau usia kehamilan 32-36 minggu yang bisa memproteksi ibu dan bayinya.
“Karena si vaksin tersebut membuat ibunya menghasilkan antibodi terhadap RSV dan antibodinya itu ditransfer ke bayi melalui plasenta,” imbuh dia.
Baca juga: Bahaya virus RSV bagi bayi prematur
Baca juga: Dokter: RSV ancaman kesehatan yang kerap terabaikan
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Indriani
								Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































