Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menekankan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak sejak dini dapat dilakukan dari lingkup keluarga.
Menurut Arifah Fauzi, upaya pencegahan sejak dini, terutama dari lingkup keluarga dapat melindungi perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan.
"Kami menilai pentingnya upaya pencegahan sejak dini, terutama dari lingkup keluarga, penggunaan gawai, hingga pengaruh lingkungan sekitar," katanya di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, upaya ini penting mengingat salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan, termasuk kekerasan seksual adalah pola asuh dalam keluarga, penggunaan gawai yang tidak bijak, dan lingkungan.
Baca juga: Menteri PPPA prihatin ada 13 ribu kasus kekerasan hingga Juni 2025
"Hampir sebagian besar kekerasan terhadap anak, khususnya yang dilakukan oleh anak, merupakan hasil dari meniru konten di media sosial. Ditambah dengan tantangan masyarakat kita yang semakin abai," katanya.
Dia berharap melalui Ruang Bersama Indonesia yang merupakan salah satu program Kementerian PPPA dapat mengikat kembali solidaritas dan empati masyarakat.
"Melalui salah satu program Kementerian PPPA, yaitu Ruang Bersama Indonesia, kami mencoba mengikat kembali solidaritas dan empati masyarakat. Kami tidak ingin terus menerus menjadi pemadam kebakaran ketika terjadi kekerasan," kata Arifah Fauzi.
Kementerian PPPA menargetkan sebanyak 138 Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) untuk menjadi Ruang Bersama Indonesia (RBI) hingga akhir 2025.
Baca juga: Menteri PPPA: Kekerasan seksual jenis kekerasan tertinggi di tanah air
Program Ruang Bersama Indonesia merupakan kelanjutan dari program DRPPA besutan Menteri PPPA periode 2019-2024.
Arifah Fauzi mengatakan yang membedakan DRPPA dengan RBI adalah sinergi dan kolaborasi kementerian/lembaga dan partisipasi masyarakat dalam membangun RBI.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.