Jakarta (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meninjau pemukiman padat penduduk di Menteng Tenggulun, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat sore, sebagai bagian dari upaya menekan kesenjangan antar kawasan pemukiman di ibu kota.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat langsung kondisi lingkungan dengan rumah tidak layak huni (RTLH) di tengah kawasan kota yang berkembang pesat.
Di hadapan warga, Maruarar menerangkan bahwa pemerintah berkomitmen menjalankan arahan Presiden RI Prabowo dalam mempercepat penataan kawasan kumuh secara menyeluruh.
“Arahan Pak Presiden, kami harus menata kawasan dan menekan kesenjangan pemukiman,” ujar Menteri Ara di Jakarta, Jumat.
Di Kelurahan Menteng terdapat sepuluh RW, dengan enam di antaranya masuk kategori kawasan kumuh dan empat lainnya memiliki tingkat kesenjangan tinggi.
Menurut Maruarar, penanganan kawasan tidak cukup hanya dengan memperbaiki kondisi fisik, melainkan juga mendorong aktivitas ekonomi masyarakat.
“Kami mendukung agar kawasan ini bisa berkembang menjadi kawasan ekonomi atau wisata, sehingga masyarakat memiliki pemasukan tambahan. Rumah-rumah warga bisa dikembangkan menjadi tempat usaha,” katanya.
Sebagai langkah awal, Kementerian PKP akan mempercepat pendataan RTLH di Kelurahan Menteng.
Maruarar juga langsung memberikan bantuan renovasi rumah bagi warga yang memerlukan penanganan mendesak.
Salah satu penerima bantuan tersebut adalah Rukmini (82), warga RT 015 RW 01 Menteng Tenggulun, yang tinggal bersama suami, anak dan cucu di rumah yang sudah lama tidak layak huni.
Setiap kali hujan, atap rumah bocor dan air mengalir dari bagian depan rumah sehingga membuat mereka sulit beristirahat.
“Alhamdulillah, kalau beneran bisa direnovasi saya senang sekali. Selama ini kalau hujan atapnya bocor ke mana-mana, jadi nggak bisa tidur. Terima kasih Pak Menteri PKP, Pak Ara dan Pak Presiden RI Prabowo,” ujar Rukmini.
Kebahagiaan serupa dirasakan pasangan lansia Katang Sukarta (72) dan Rusmiyati (68), yang lebih dari lima dekade tinggal di rumah tidak layak huni peninggalan orang tua.
Mereka menyebut bantuan tersebut sebagai jawaban atas doa panjang mereka.
“Saya senang sekali, terima kasih. Akhirnya rumah saya bisa diperbaiki,” kata Rusmiyati.
Baca juga: PKP nilai Renovation Expo dukung program tiga juta rumah
Baca juga: PKP: Sektor perumahan bisa sumbang 2 persen dari pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Menteri PKP tambah kuota rumah subsidi untuk tenaga kerja kesehatan
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































