Bengkulu (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding meluncur Desa Migran Emas (Edukatif, Maju, Aman dan Sejahtera) di Provinsi Bengkulu.
"Basis orang merekrut di desa. Oleh karena itu kita harus membuat ekosistem perlindungan di desa. Harus ada kerja sama antara kepala desa, polisi, perangkat masyarakat, dan pihak terkait, untuk memastikan rakyat yang ingin bekerja ke luar negeri dengan aman," kata Menteri P2MI Abdul Kadir Karding di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan Desa Migran Emas sebagai upaya menyiapkan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar sebelum berangkat bekerja ke luar negeri benar-benar memiliki keterampilan dan kemampuan sesuai yang dibutuhkan.
Selain itu Desa Migran Emas sebagai langkah mencegah terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang berkedok rekrutmen calon PMI.
Baca juga: Menteri P2MI paparkan mitigasi PMI terdampak perang Kamboja-Thailand
Masyarakat yang telah teredukasi lewat Desa Migran Emas tentang berbagai informasi pekerjaan, negara tujuan, prosedur, dan informasi-informasi berkaitan pekerjaan migran tentu akan lebih sulit terjebak modus-modus TPPO.
"Terutama di desa-desa, yang merupakan basis perekrutan, untuk tenaga kerja, kita bentuk yang namanya Desa Migran Emas. Desa dimana ada informasi soal pekerjaan, (lewat desa itu) ada informasi soal negara tujuan, ada informasi soal perusahaan mana yang patut kita datangi, LBK mana, BLK mana, dan seterusnya," ujar Menteri P2MI Abdul Kadir Karding.
Ia menyatakan negara tidak ingin rakyatnya terjebak oleh tindakan para penjahat, kriminal yang mencari keuntungan dengan memperdagangkan rakyat yang ingin berangkat bekerja ke luar negeri.
Baca juga: Menteri P2MI dirikan "Migrant Center" dan "Migrant Class" di Bengkulu
"Penjahat, sindikat itu cari untung sendiri, menjual orang kita keluar, tidak peduli (pekerja migran nantinya) susah, tidak makan atau membahayakan keselamatan. Orang dikirim tanpa dokumen persyaratan lengkap, dan mereka dapat fee dari situ, ini orang jahat, ini kalau tidak diungkapkan berbahaya," kata Menteri P2MI.
Oleh karena itu, lanjut dia, perlindungan dari tingkat yang paling dekat dengan masyarakat yakni desa sangat dibutuhkan agar masyarakat tidak terkecoh oleh sindikat TPPO.
"Banyak berangkat non-prosedural itu karena calo-calo merajalela di kampung-kampung, bahkan ada kepala desa dan perangkat desa jadi calo, (dan juga penjahat lain, sindikat lain di desa-desa). Nah bahaya ini harus kita cegah, kita lindungi dan buat sistemnya," ucapnya.
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menggelar kunjungan kerja ke Provinsi Bengkulu pada 28-29 Juli 2025. Pada Senin 28 Juli ia menghadiri kuliah umum di Poltekkes Provinsi Bengkulu dalam kegiatan PMI Expo 2025 Bengkulu. Kemudian pada Selasa 29 Juli meluncur 12 Desa Migran Emas di Provinsi Bengkulu.
Baca juga: Menteri Karding: Penting pembangunan BP3MI di Bengkulu
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.