Menteri LH: Kampus harus jadi garda depan pembangunan hijau basis ilmu

1 month ago 17

Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurrofiq menyampaikan seluruh kampus atau perguruan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam pembangunan hijau di Indonesia yang berbasis ilmu pengetahuan.

"Perguruan tinggi harus menjadi garda depan dalam pembangunan hijau berbasis ilmu pengetahuan," kata Hanif saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Rektor Kolaborasi KLH/BPLH dengan Perguruan Tinggi dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Jakarta, Senin.

Baca juga: Pakar: RBP Indonesia bisa jadi model global untuk pembangunan hijau

Hal itu, kata dia, sejalan dengan peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan nilai, ilmu, dan arah kebijakan.

Lebih lanjut, Hanif menyampaikan pembangunan hijau berbasis ilmu pengetahuan diperlukan oleh bangsa Indonesia, terutama untuk mengatasi situasi lingkungan hidup di Tanah Air yang dihadapkan pada sejumlah masalah.

Masalah-masalah itu, ujarnya, di antaranya adalah terkait Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Saat ini, meskipun IKLH nasional pada tahun 2024 mencapai 73,53, masih terdapat 150 daerah yang memiliki IKLH dengan skor di bawah 65.

"Angka 73,53 tentu merupakan angka yang tinggi, namun sejatinya angka ini adalah angka rata-rata nasional, mungkin ditopang sebagian besar oleh teman-teman di Papua, di Kalimantan. Akan tetapi, untuk Pulau Jawa, IKLH ini jauh dari kelayakan untuk kita hidup," kata dia.

IKLH adalah nilai yang menggambarkan kualitas lingkungan hidup dalam suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan nilai komposit dari Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU), dan Indeks Kualitas Lahan (IKL). IKLH berfungsi sebagai salah satu instrumen bagi pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan di bidang lingkungan hidup.

Baca juga: Pemkab Aceh Timur dukung pembangunan ekonomi hijau

Baca juga: KLH libatkan perguruan tinggi untuk evaluasi perusahaan di PROPER 2025

Hanif menyampaikan masalah lainnya di sektor lingkungan adalah terkait dengan persoalan sampah. Sampah menjadi masalah lingkungan serius yang dihadapi oleh Indonesia. "Sekitar 40 persen permasalahan lingkungan yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah berkaitan dengan penanganan sampah," ucapnya.

Ia menyampaikan pada tahun 2023, tercatat 56,63 juta ton sampah. "Angka ini merepresentasikan bahwa angka konversi sampah masing-masing jiwa kita di angka 0,5 sampai 0,75 kilogram per hari. Ini yang menjadi sangat serius," ujarnya.

Dengan beragam masalah lingkungan itu, ke depannya, Hanif berharap perguruan tinggi benar-benar mampu menjadi pemimpin pembangunan hijau di Indonesia yang berbasis ilmu pengetahuan.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |