Menteri LH ajak operator jalan tol bangun pemantau kualitas udara

1 day ago 5
Ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap udara yang kita hirup setiap hari. Kita tidak bisa bicara pembangunan tanpa menjamin kualitas udara yang layak bagi warga

Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mendukung upaya nasional menghijaukan koridor jalan tol dan mengendalikan emisi kendaraan lewat penanaman pohon dan uji emisi, mengingatkan jalan tol memiliki potensi ekologis yang besar.

"Jalan tol bukan hanya infrastruktur pergerakan, tapi juga punya potensi ekologis yang besar. Penanaman pohon ini adalah bukti pembangunan dan pelestarian bisa berjalan seiring. Jika kita konsisten, jalan tol bisa menjadi sabuk hijau yang melindungi ruang hidup kita," kata Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan Menteri LH Hanif ketika memimpin langsung pelaksanaan aksi lingkungan di Rest Area Travoy KM 88B Tol Cipularang pada Selasa (3/5) bersama Wakil Menteri (Wamen) LH/Wakil Kepala BPLH Diaz Hendropriyono dan Direktur Utama PT Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono.

Kegiatan itu mencakup penanaman 500 pohon sebagai bagian dari target nasional sebanyak 19.808 pohon oleh Grup Jasa Marga sepanjang 2025. Upaya itu ditujukan untuk meningkatkan tutupan hijau, memperbaiki ekosistem koridor jalan tol, serta mengurangi dampak panas mikro dan polusi udara.

Baca juga: Ini alasan DKI tanam ratusan pohon di kolong Tol Cakung

Sebagai bagian dari pengendalian pencemaran dari sektor transportasi, KLH/BPLH dan PT Jasa Marga juga melakukan uji emisi terhadap 100 kendaraan yang melintas. Langkah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab bersama, mengingat sektor transportasi menyumbang hingga 61 persen emisi PM2.5, 96 persen senyawa organik volatil atau Volatile organic compounds (VOCs), dan 90 persen karbonmonoksida di wilayah perkotaan seperti Jakarta.

"Uji emisi bukan sekadar prosedur teknis. Ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap udara yang kita hirup setiap hari. Kita tidak bisa bicara pembangunan tanpa menjamin kualitas udara yang layak bagi warga," kata Menteri LH Hanif.

Dia juga mengajak seluruh operator jalan tol di Indonesia untuk segera membangun sistem pemantauan kualitas udara (Air Quality Monitoring System/AQMS) di setiap ruas tol.

Tahun ini delapan operator jalan tol akan dinilai dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) oleh KLH/BPLH, dan penilaian akan mencakup implementasi nyata program lingkungan di lapangan, bukan hanya dokumen kepatuhan administratif.

Baca juga: Tol Pandaan-Malang menuju Sertifikasi Green Tol Road

Sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang memiliki tema "Hentikan Polusi Plastik", Hanif juga meninjau langsung sistem pengelolaan sampah di rest area yang menjadi bagian penting dari upaya menghentikan polusi plastik.

Dia menyatakan rest area bukan hanya tempat peristirahatan, tetapi ruang publik yang harus bersih, sehat, dan edukatif. Seluruh pengelola jalan tol didorong untuk menyediakan fasilitas pemilahan, pengangkutan, serta edukasi pengelolaan sampah sebagai standar pelayanan minimum.

"Mengelola sampah bukan beban, melainkan tanggung jawab bersama. Setiap rest area harus jadi titik awal perubahan perilaku, bukan titik awal pencemaran. Edukasi dan sistem yang baik akan membawa kita keluar dari krisis sampah plastik," kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.

Baca juga: KLH dorong pengelola tol ikut PROPER untuk nilai kinerja lingkungan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |