Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pengiriman tembaga ke Amerika Serikat akan sesuai dengan aturan Indonesia, yakni tembaga yang sudah melalui proses hilirisasi.
“Dalam negosiasi itu, aturan-aturan yang di dalam negeri tetap diterapkan. Jadi, andaikan pun ada yang harus kita kirim tembaga, semuanya dalam kerangka aturan yang berlaku,” ucap Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut terkait dengan ketertarikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan tembaga Indonesia.
Bahlil menyampaikan akan berkoordinasi kembali dengan Presiden RI Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ihwal apa saja yang akan diekspor ke Amerika Serikat, termasuk kemungkinan ekspor tembaga.
Akan tetapi, sejauh ini Bahlil meyakini tembaga yang diekspor ke Amerika Serikat merupakan hasil dari hilirisasi, bukan bahan mentah.
“Sepengetahuan saya, semuanya sesuai aturan yang berlaku di negara kita. Tapi nanti saya akan mengecek lagi, minta arahan Presiden Prabowo dan Pak Menko,” ucap Bahlil.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan Indonesia memiliki tembaga dengan kualitas tinggi, menyusul pengumuman penurunan tarif balasan atau resiprokal dari semula 32 persen menjadi 19 persen.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan masih menunggu detail kepastian tarif ekspor produk tambang, khususnya tembaga ke Amerika Serikat (AS).
“Detailnya belum tahu. Tapi tadi dipuji (oleh Presiden AS Donald Trump) bahwa tembaga di Indonesia itu kualitasnya bagus,” kata Tony saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (16/7).
Baca juga: Kementerian ESDM tanggapi Trump ingin akses sumber mineral RI
Baca juga: Freeport masih tunggu detail kepastian tarif ekspor tembaga ke AS
Baca juga: Trump incar tembaga RI, BKPM upayakan produk dijual dari hilirisasi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.